sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ganja di Indonesia tak miliki kandungan yang cocok untuk medis

Meski WHO telah merekomendasikan ganja sebagai obat media, namun tidak semua negara harus mengikuti begitu saja.

Ayu mumpuni
Ayu mumpuni Kamis, 09 Jul 2020 15:59 WIB
Ganja di Indonesia tak miliki kandungan yang cocok untuk medis

Polri kembali menegaskan penolakan memberikan rekomendasi ganja sebagai salah satu obat dalam perawatan medis. Hal itu telah didasari atas penelitian yang dilakukan Kementerian Kesehatan (Kemenkes) dan Badan Narkotika Nasional (BNN).

Dari penelitian itu, kemudian dihasilkan kesimpulan kandungan ganja yang ada di Indonesia tidak memiliki kandungan CBD tinggi dan THC rendah. Namun sebaliknya, CBD rendah dan THC tinggi terbukti menjadi kandungan dari ganja Indonesia.

Kepala Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri Brigjen Krisno Halomoan Siregar mengungkapkan, hasil penelitian itu lah yang jadi dasar penolakan sekaligus pembuktian telah dilakukannya penelitian. Hasil dari penelitian itu telah sepenuhnya dibeberkan ke hadapan publik.

"Kami memang bukan leading sektor penelitian itu, tetapi Kemenkes dan BNN. Penelitian itu sudah dilakukan, makanya diketahui kalau ganja Indonesia memiliki THC tinggi dan CBD rendah," kata Krisno di Bareskrim Polri, Jakarta Selatan, Kamis (9/7).

Sponsored

Krisno menuturkan, meski WHO telah merekomendasikan ganja sebagai obat media, namun tidak semua negara harus mengikuti begitu saja. Pasalnya, tiap negara berkemungkinan memiliki kandungan ganja yang berbeda-beda.

"Meski direkomendasikan WHO, tetapi enggak otomatis masuk ke semua negara. Perlu dilakukan penelitian dulu. Makanya Indonesia menolak, karena sudah melakukan penelitian," ujarnya.

Sebelumnya, koalisi masyarakat sipil meminta BNN, Polri dan Kemenkes untuk membuktikan ke hadapan publik telah melakukan penelitian atas analisa ganja medis. Pasalnya, hasil penelitian yang dibeberkan disebut mengada-ngada tanpa uji coba terlebih dahulu.

Berita Lainnya
×
tekid