Gempa bumi 6,1 SR di Pasaman Barat, ini langkah yang dilakukan BNPB

Gempa bumi berkekuatan 6,1 skala richter (SR) mengguncang Talamau, Kabupaten Pasaman Barat, Sumatera Barat Jumat (25/2) sekitar pukul 08.39 WIB. Sebelum terjadi gempa utama, gempa pendahulu terjadi dengan kekuatan 5,2 SR ditambah 15 kali gempa susulan dengan kekuatan terbesar 4,2 SR. Gempa tersebut tepatnya berlokasi 12 km di timur laut Pasaman Barat dengan kedalaman pusat gempa 10 km.

“Gempa ini termasuk jenis gempa dangkal dan tidak berpotensi tsunami,” ujar Kepala Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) Dwikorita Karnawati dalam jumpa pers online yang disiarkan melalui Youtube BMKG Jumat siang (25/2). 

Dengan memperhatikan lokasi episenter dan kedalaman hiposentrumnya, gempa bumi aktivitas Sesar Sumatera. Hasil analisis mekanisme sumber menunjukkan gempa bumi memiliki mekanisme pergerakan geser atau strike-slip.

Gempa bumi ini berdampak dan dirasakan di daerah Pasaman Barat dengan skala intensitas VI MMI. Di Kabupaten Pasaman getaran juga dirasakan dengan skala intensitas V MMI; di Agam, Bukitttinggi, dan Padang Panjang dengan skala intensitas IV MMI; di Padang, Payakumbuh, Aek Godang, dan Gunung Sitoli dirasakan dengan skala intensitas III MMI; serta di Pesisir Selatan, Rantau Parapat, Nias Selatan, dan Bangkinang dengan skala intensitas II MMI.

Sementara itu, Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Suharyanto mengatakan masyarakat diimbau untuk mengecek dengan benar bangunan yang saat ini ditempati. Jika terdapat kerusakan atau keretakan, sangat ditekankan agar warga keluar dari bangunan dan mencari tempat pengungsian sementara. “Saat ini Tim Reaksi Cepat (TRC) sudah menuju ke lokasi dan besok BNPB akan menyusul untuk mendampingi pemerintah daerah setempat,” kata dia.

BNPB akan melakukan lima langkah penanganan terkait dengan gempa di Pasaman Barat. Pertama memastikan terbentuknya posko kedaruratan untuk mengoordinasi dan memimpin upaya penanganan gempa. Kemudian jika diperlukan BNPB juga turut mendirikan tempat pengungsian untuk penduduk terdampak. Pemda setempat diharapkan telah memiliki rencana titik-titik mana saja yang bisa digunakan sebagai tempat pengungsian.

Ketiga BNPB akan menyalurkan bantuan kebutuhan pokok kepada masyarakat, kemudian mencari informasi mengenai korban dan fasilitas rusak. Terakhir BNPB bersama pemerintah daerah akan melakukan pendataan terkait kerusakan fasilitas baik milik pribadi maupun fasilitas umum untuk selanjutnya merencanakan rekonstruksi.