sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gubernur Kalbar sebut zonasi Covid-19 bisa dimanipulasi

Gugus Tugas membagi risiko penularan Covid-19 ke dalam empat zona.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 03 Jul 2020 13:42 WIB
Gubernur Kalbar sebut zonasi Covid-19 bisa dimanipulasi

Gubernur Kalimantan Barat (Kalbar), Sutarmidji, meragukan zonasi coronavirus baru (Covid-19) yang disusun Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19. Pasalnya, sistem untuk mengukur tingkat kerawanan penularan SARS-CoV-2 itu mudah dimanipulasi kepala daerah.

"Bisa saja kita bilang daerah kita (zona) hijau. Enggak perlu melakukan rapid test. Nanti, kan, tidak ada kasus. Padahal, itu (sistem zonasi) semu sebenarnya," ujarnya dalam konferensi pers di Graha BNPB, Jakarta, Jumat (3/7).

Karenanya, bagi dia, daerah dengan zona hijau dari awal bukan yang terbaik. "Tetapi, bagaimana daerah itu (berubah dari zona) merah, lalu menjadi oranye, kuning, dan kemudian hijau. Itu yang kita kehendaki."

Gugus Tugas membagi tingkat risiko penularan Covid-19 ke dalam empat zona, dari merah(tertinggi), oranye, kuning, dan hijau (terendah). Berdasarkan data 28 Juni, sebanyak 53 daerah (10,31%) berisiko tinggi. 

Selanjutnya, sebanyak 177 daerah (34,44%) berisiko sedang (oranye), 185 daerah (35,99%) berisiko rendah (kuning), dan 99 daerah (19,26%) tanpa kasus ataupun tidak terdampak (hijau).

Sutarmidji berpendapat, perlu koordinasi antarkabupaten/kota untuk menekan angka penularan Covid-19. Kemudian, menggalakkan tes cepat (rapid test) dalam menjaring orang yang diduga terinfeksi.

Dirinya mengungkapkan, daerah yang terbanyak melakukan tes cepat justru tingkat keterpaparannya mengecil. Dicontohkannya dengan Kota Pontianak, di mana terdapat 117 kasus positif pada awalnya.

"Bahkan diperkirakan 40% masyarakat Pontianak terdampak. Lah, karena kita melakukan rapid test sampai 23.000 orang, maka sekarang kasusnya relatif tidak ada dalam dua minggu ini," paparnya.

Sponsored

Total kasus positif Covid-19 Kalbar hingga kini mencapai 336 kasus. Sebanyak 271 pasien dinyatakan sembuh, empat meninggal dunia, dan sisanya masih menjalani perawatan.

Sutarmidji melanjutkan, sebesar 20% kasus positif Covid-19 adalah perawat dan dokter. Mayoritas kelompok yang masyarakat yang terpapar berasal dari kelas menengah ke atas. Pengusaha, anggota DPRD, dan pegawai negeri, misalnya.

Sementara itu, Ketua Tim Pakar Gugus Tugas Covid-19, Wiku Adisasmito, sesumbar, risiko peningkatan kasus Covid-19 menurun.

"Dari bulan Mei hingga Juni, terlihat daerah merahnya dari banyak, semakin lama, semakin turun. Artinya, risiko peningkatan kasusnya dari waktu ke waktu turun. Jadi, melihat Indonesia, tidak bisa dilihat dari Jakarta atau dari Monas. Kita harus bisa melihat satu per satu daerah," tuturnya.

Merujuk data Gugus Tugas Covid-19 per 31 Mei, terdapat 108 zona merah kabupaten/kota, 166 zona oranye, 138 zona kuning, dan 102 zona hijau. Pada 7 Juni berubah menjadi 65 zona merah, 221 zona oranye, 136 zona kuning, dan 92 zona hijau.

Sepekan berselang, 51 zona merah, 193 zona oranye, 185 zona kuning, dan 85 zona hijau. Sedangkan pada 21 Juni, terdapat 57 zona merah, 157 zona oranye, 188 zona kuning, dan 112 zona hijau.

Berita Lainnya
×
tekid