sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Gunung Semeru masih berpotensi melontarkan batuan pijar di sekitar puncak

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Minggu, 05 Des 2021 11:58 WIB
Gunung Semeru masih berpotensi melontarkan batuan pijar di sekitar puncak

Potensi bahaya batuan pijar masih terdeteksi pascaerupsi Semeru Sabtu (4/12) kemarin. Erupsi Semeru berada dalam status waspada Level II. Pantauan aktivitas vulkanik Gunung Semeru yang dirilis Badan Geologi, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) menyebutkan potensi ancaman bahaya erupsi Gunung Semeru masih berupa lontaran bahan pijar di sekitar puncak, sedangkan material lontaran berukuran abu dapat tersebar lebih jauh tergantung arah dan kecepatan angin.

Potensi ancaman lainnya adalah awan panas guguran dan guguran batuan dari kubah atau ujung lidah lava ke sektor tenggara dan selatan dari puncak. Jika terjadi hujan dapat terjadi lahar di sepanjang aliran sungai yang berhulu di daerah puncak. Dengan potensi ancaman itu, masyarakat atau wisatawan dilarang beraktivitas dalam radius 1 km dari kawasan puncak dan jarak 5 km arah bukaan kawah di sektor selatan dan tenggara.

Masyarakat juga perlu mewaspadai potensi awan panas guguran, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai/lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang aliran Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sarat. Radius dan jarak rekomendasi ini akan dievaluasi terus untuk antisipasi jika terjadi gejala perubahan ancaman bahaya.

Sebelumnya pada 1 Desember 2021 terjadi awan panas guguran dengan jarak luncur 1.700 meter dari puncak, atau 700 meter dari ujung aliran lava dengan arah luncuran ke tenggara. Pascakejadian awan panas, terjadi guguran lava dengan jarak dan arah luncur tidak teramati. 

Sponsored

Pada 4 Desember 2021 mulai pukul 13.30 WIB terekam getaran banjir, kemudian pada pukul 14.50 WIB teramati awan panas guguran dengan jarak luncur 4 km dari puncak atau 2 km dari ujung aliran lava ke arah tenggara (Besuk Kobokan), tetapi hingga saat ini sebarandan jarak luncur detail belum dapat dipastikan.

Dalam status aktivitas kegempaan, kerap terjadi gempa vulkanik yang berkaitan dengan embusan asap kawah serta getaran menerus yang berkaitan dengan aktivitas magma serta aktivitas tektonik Gunung Semeru. Gunung Semeru memiliki tipe strato dengan kubah lava, dengan puncak tertinggi Mahameru (3676 mdpl). 

Aktivitas Semeru saat ini terdapat di Kawah Jonggring Seloko yang terletak di sebelah tenggara puncak Mahameru yang terbentuk sejak 1913. Letusan Semeru umumnya bertipe vulkanian dan strombolian, berupa penghancuran kubah/lidah lava, serta pembentukan kubah lava/lidah lava baru. Penghancuran kubah/lidah lava mengakibatkan pembentukan awan panas guguran yang merupakan karakteristik dari Gunung Semeru.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid