sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hakim bertanya soal jet pribadi, Agus menjawab

Isu pesawat jet ini sempat ramai dan membuat Indonesia Police Watch (IPW) mendesak kepolisian untuk membongkar keterlibatan mafia.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Selasa, 06 Des 2022 12:59 WIB
Hakim bertanya soal jet pribadi, Agus menjawab

Terdakwa obstruction of justice atau perintangan penyidikan pembunuhan Brigadir Yosua atau Brigadir J, Agus Nurpatria mengaku tidak tahu menahu soal jet pribadi kala bertandang ke rumah Brigadir J. Hal itu diketahui saat dirinya bersaksi bagi terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi dalam persidangan pembunuhan berencana itu di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan (PN Jaksel), Selasa (6/12).

Agus mengatakan, dirinya tidak mengetahui penyedia layanan jet pribadi tersebut. Bersama Hendra Kurniawan, keduanya hanya duduk manis selama perjalanan.

"Kembali pulang pergi menggunakan pesawat jet yang ramai itu?" tanya hakim.

"Siap," jawab Agus.

"Itu siapa yang nyiapin?" tanya halom lagi.

"Kami tidak tahu, kami yang baru pertama kali naik private jet datang ke terminal saja saat itu. Kami datang dan sampai, pada saat itu langsung masuk saja," jelasnya.

Agus menjelaskan awal mula dia diajak oleh Hendra untuk berangkat ke Jambi. Saat itu? Tepatnya Hari Minggu, Hendra mengadakan lomba mancing, dirinya memberitahu Hendra karena hendak berangkat ke kolam pemancingan lebih dahulu, pada jam 15.00 WIB. 

"Pak Hendra baru datang jam 7 malam. Pada saat itu beliau sampaikan bilang persiapan berangkat ke Jambi tolong hubungi Pak Santo dan penyidik Jakarta Selatan," kata Agus.

Sponsored

Saudara berangkat ke Jambi kemudian?" tanya Hakim.

"Senin sampai ke Jambi ketemu keluarganya (Yosua)," timpal Agus.

Hakim lalu sempat bertanya kepada Agus soal ide siapa untuk datang menemui keluarga Yosua di Jambi. Agus saat itu mengaku tidak tahu.

Isu pesawat jet ini sempat ramai dan membuat Indonesia Police Watch (IPW) mendesak kepolisian untuk membongkar keterlibatan mafia dalam kasus penembakan terhadap Brigadir Yosua atau Brigadir J. Mereka diduga menyediakan pesawat jet yang digunakan oleh anak buah Ferdy Sambo menuju kediaman Brigadir J.

Ketua IPW Sugeng Teguh Santoso mengatakan, seseorang berinisial RBT dan Yoga Susilo yang diduga terlibat dalam skema pembunuhan berencana dan konsorsium 303. Pendalaman kedua nama itu masih berkaitan dengan jet pribadi yang digunakan Brigjen Hendra Kurniawan dan uang ratusan triliun dari judi online seperti temuan PPATK.

“IPW meminta Tim Khusus Polri menjelaskan keterlibatan nama RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Sekaligus membongkar peranannya, menyusul terungkapnya pemakaian private Jet oleh Brigjen Pol Hendra Kurniawan dalam kaitan temuan uang Rp155 Triliun oleh PPATK dari judi online,” kata Sugeng dalam keterangan, Senin (19/9).

Hendra diketahui pada tanggal 11 Juli 2022, diperintah Sambo yang saat itu Kadiv Propam Mabes Polri ke Jambi menemui keluarga Yosua. Hendra ke sana untuk memberikan penjelasan atas kematian ajudannya tersebut. 

Mantan Karo Paminal Divpropam Polri itu bersama-sama Kombes Pol Agus Nurpatria, Kombes Pol Susanto, AKP Rifazal Samual Bripd Fernanda, Briptu Sigit, Briptu Putu dan Briptu Mika menggunakan private jet. Menurut sang pengacara Brigadir Yosua, Kamaruddin Simanjuntak, pesawat itu sebagai milik seorang mafia berinisial RBT. 

“Oleh karenanya, IPW mencium aroma amis keterlibatan  RBT dan Yoga Susilo dalam kasus Sambo dan Konsorsium 303. Lantaran, selain RBT, nama Yoga Susilo, Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar muncul dalam struktur organisasi Kaisar Sambo dan Konsorsium 303, sebagai Bos Konsorsium Judi Wilayah Jakarta,” ujar Sugeng. 

IPW berhasil mengidentifikasi jenis private jet yang dipakai oleh Brigjen Hendra Kurniawan dan anggota lain ketika terbang ke Jambi pada tanggal 11 Juli tersebut, yakni tipe Jet T7-JAB. Private jet T7-JAB diketahui sering dipakai oleh Andrew Hidayat, yakni bos PT MMS Group Indonesia yang juga mantan narapidana kasus korupsi dan Yoga Susilo selaku Direktur Utama PT Pakarti Putra Sang Fajar dalam penerbangan bisnis Jakarta-Bali. 

Seperti diketahui Andrew Hidayat dan Yoga Susilo adalah pemilik Hotel Pullman Bali. Karenanya, Timsus bentukan Kapolri perlu menelusuri hubungan tali temali antara Kaisar Sambo, dana judi online sebesar Rp155 triliun milik Konsorsium 303, dengan RBT dan Yoga Susilo dalam kaitan pemberian dukungan kepada  pencalonan capres tertentu pada 2024 di mana Irjen Ferdy Sambo ingin menjadi Kapolrinya. 

Menurut IPW, tidak ada alasan bagi Timsus Polri atau Bareskrim Polri untuk tidak memproses hukum judi online kelompok Konsorsium 303 dengan transaksi sebesar Rp155 triliun yang sudah dijejaki oleh PPATK. Termasuk memeriksa RBT dan Yoga Susilo dalam kedudukannya sebagai terduga tokoh bandar judi besar online. 

Utamanya, saat Polri melakukan bersih-bersih di internalnya, aliran dana dari judi online yang masuk ke anggota-anggota Polri harus dibongkar secara terang benderang. Sebab itu, IPW menghimbau kepada Presiden Joko Widodo untuk serius memerintahkan Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo memproses hukum temuan aliran dana Rp155 triliun dari judi online. 

Sekaligus, membongkar peran Irjen Ferdy Sambo saat menjadi Kasatgassus Merah Putih serta penerimaan gratifikasi fasilitas penggunaan pesawat privat jet oleh Brigjen Hendra Kurniawan dkk yang adalah tindak pidana Korupsi. Karenanya KPK juga harus memeriksa terkait gratifikasi pesawat jet. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid