sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Hari Pahlawan: Surabaya Membara menelan 3 korban jiwa

Gelaran drama kolosal Peringatan Hari Pahlawan "Surabaya Membara" menelan tiga korban jiwa lantaran terjatuh dari viaduk rel kereta api.

Sukirno
Sukirno Sabtu, 10 Nov 2018 01:49 WIB
Hari Pahlawan: Surabaya Membara menelan 3 korban jiwa

Gelaran drama kolosal Peringatan Hari Pahlawan "Surabaya Membara" menelan tiga korban jiwa lantaran terjatuh dari viaduk rel kereta api.

Sejumlah penonton yang menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara" di Jalan Pahlawan Surabaya mengalami insiden terjatuh dari viaduk di kawasan setempat, Jumat (9/10) malam.

Berdasarkan data dan informasi dari Command Center Surabaya, sebelas orang terjatuh dari viaduk jalan Pahlawan saat menonton drama memperingati Hari Pahlawan 10 November Surabaya.

Diduga korban jatuh karena terserempet kereta api yang lewat. Saat kereta melintas, sejumlah penonton pun memilih melompat dari viaduk.

Berdasarkan informasi yang dihimpun, tiga orang meninggal dunia dalam kecelakaan ini dan yang beberapa lainnya luka-luka.

Petugas BPB Linmas Surabaya, Damkar 112 Suroboyo, Satpol PP Surabaya dan pihak kepolisian membantu proses evakuasi korban.

Saat ini keseluruhan korban sudah dibawa ke RS PHC dan RSUD dr Soetomo, termasuk beberapa petugas BPB Linmas Kota Surabaya sudah berada di kamar jenazah RSUD dr Soetomo.

Polrestabes Surabaya langsung melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) guna mengetahui penyebab jatuhnya penonton drama kolosal "Surabaya Membara" dari viaduk.

Sponsored

"Kami baru selesai melakukan olah TKP di rel atas ini, di mana telah terjadi laka kereta api yang diperkirakan tiga orang meninggal dunia, enam orang luka-luka karena terjatuh," kata Kapolrestabes Surabaya Kombes Pol Rudi Setiawan di lokasi kejadian.

Jika dilihat dari kondisinya, kata Rudi jembatan tersebut seharusnya tidak ada penonton sehingga tidak ada korban ketika kereta api melintas.

"Saat kejadian itu ada kereta barang yang berjalan dari timur ke barat. Kita lagi cek kereta apa. Siapa masinisnya. Tapi korban yang meninggal itu satu perempuan dan satu laki laki," tuturnya.

Disinggung jatuhnya korban dikarenakan terlalu penuhnya penonton drama, polisi dengan tiga melati di pundak itu membantahnya. Dia menyebut kejadian murni karena penonton yang salah mengambil tempat.

"Kelalaian penonton. Sejauh ini kami belum menemukan indikasi itu (kalalaian panitia), nanti kita lakukan pendalaman. Ini memang ada perlintasan kereta api, tapi mereka tidak melihat dari situ," ucapnya.

Dia mengungkapkan, panitia sebenarnya sudah ada imbauan supaya di jalur kereta api tidak ada aktivitas bukan jalur orang beraktivitas.

Sejumlah seniman mementaskan teatrikal pertempuran dalam drama kolosal

Tidak berizin

Pemerintah Kota Surabaya menyatakan drama kolosal "Surabaya Membara", tanpa izin dan koordinasi panitia dengan Pemkot.

"Mereka tidak minta bantuan kami. Kami tidak tahu izinnya dari mana. Jadi tidak bisa menyalahkan Pemkot," kata Kabag Humas Pemkot Surabaya M. Fikser.

Menurut dia, semestinya panitia Surabaya Membara melibatkan Pemkot Surabaya untuk rapat kordinasi mengantisipasi kejadian-kejadian yang tidak diinginkan.

Meski demikian, lanjut dia, pihaknya ikut membantu evakuasi para korban yang terluka untuk dibawa ke rumah sakit terdekat. "Ada 10 ambulans yang kami kerahkan untuk mengevakusi korban ke RSUD Shoewandhi," katanya.

Selain itu, lanjut dia, pihaknya saat ini masih melakukan proses pendataan para korban meninggal dan terluka agar bisa dihubungkan dengan pihak keluarga.

"Kami mengimbau kepada pihak keluarga untuk mengecek ke RSUD Soewandhie, RSUD Soetomo dan PHC," ujarnya.

Saat ditanya apakah Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini akan melakukan kunjungan ke rumah sakit terdekat, Fikser mengatakan pihaknya belum mengetahuinya karena Risma baru mendarat di Bandara Juanda dari kunjungan kerja ke luar negeri.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Linmas Kota Surabaya Eddy Christijanto mengatakan acara Surabaya Membara merupakan kegiatan dari Pemerintah Provinsi Jawa Timur sehingga Pemkot hanya sebatas membantu melakukan evakuasi.

"Tidak ada permintaan pengamanan dan kesehatan dari Pemkot Surabaya. Dari kami tidak ikut terlibat," katanya.

Sementara itu, Manager Humas PT Kereta Api Indonesia Daop 8 Surabaya Gatut Sutiyatmoko mengatakan tidak ada koordinasi dari pihak panitia saat kegiatan drama kolosal "Surabaya Membara" yang mengakibatkan korban jiwa tertabrak kereta api.

"Kalau seandainya ada koordinasi, kami siap bantu dengan menurunkan petugas untuk mengamankan jalur kereta api yang ada di viaduk Jalan Pahlawan Surabaya," kata Gatut di Surabaya.

Gatut mengatakan, jalur kereta api yang ada di viaduk merupakan jalur padat kereta api, sehingga selalu dilalui kereta, baik siang maupun malam.

Menurut Gatut, masinis KA KRD jurusan Sidoarjo-Surabaya Pasar Turi juga sempat memberi peringatan saat akan melintasi viaduk Jalan Pahlawan Surabaya, namun kecepatan kereta tidak bisa berhenti mendadak.

"Akibatnya ada korban jatuh saat menyaksikan drama kolosal Surabaya Membara, serta beberapa korban meninggal dunia akibat tertabrak kereta," katanya.

Gatut mengatakan, kereta api yang akan melintas juga sudah membunyikan semboyan 35 (seruling lokomotif) saat melintas di viaduk.

Meski demikian, kata Gatut, sesuai peraturan setiap orang memang dilarang berada di ruang kereta api, termasuk menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain.

Hal itu sesuai Pasal 181 Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2007 tentang Perkeretaapian, yakni setiap orang dilarang berada di ruang jalur kereta api, menyeret, menggerakkan, meletakkan atau memindahkan barang di atas rel atau melintasi jalur kereta api, atau menggunakan jalur kereta api untuk kepentingan lain, selain untuk angkutan kereta api.

Selain itu, di pasal yang sama ayat (2) juga tertulis, ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tidak berlaku bagi petugas di bidang perkeretaapian yang mempunyai surat tugas dari Penyelenggara Prasarana Perkeretaapian.

Sejumlah warga mengevakuasi korban yang terjatuh dari viaduk ketika menonton drama kolosal Surabaya Membara di Jalan Pahlawan Surabaya, Jawa Timur, Jumat (9/11/2018). Menurut Kasatreskrim Polrestabes Surabaya sebanyak 10 korban luka-luka dan dua meninggal dunia usai tertabrak kereta api yang melintas di viaduk.Antara Foto.

Pengamanan diperketat

Gubernur Jawa Timur terpilih Khofifah Indar Parawansa menyatakan pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" tahun depan tetap diizinkan untuk kembali digelar dengan pengamanan yang menjamin keselamatan penonton lebih diperketat.

"Viaduk rel kereta api itu memang bukan tempat untuk menonton pertunjukan," katanya sembari menunjuk ke arah viaduk rel kereta api di Jalan Pahlawan Surabaya, usai menyaksikan drama kolosal "Surabaya Membara".

Khofifah langsung memimpin doa di akhir pertunjukan yang ditujukan terhadap para korban penonton yang meninggal dunia.

"Mudah-mudahan khusnul khatimah, segala amalnya diterima dan dosa-dosanya diampuni," katanya, sembari membaca "Alfatihah", diikuti ribuan penonton lainnya.

Bagi Khofifah, pementasan drama kolosal "Surabaya Membara" yang telah berlangsung rutin selama delapan tahun terakhir dalam rangka memperingati Hari Pahlawan adalah pengingat memori sejarah perjuangan "Arek-arek Suroboyo" dalam mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia pada 10 November 1945.

"Meski malam ini jatuh korban penonton hingga ada yang meninggal dunia, tahun depan dan seterusnya pentas drama kolosal Surabaya Membara harus tetap digelar. Tentunya dengan pengamanan yang menjamin keselamatan penonton dengan lebih diperketat lagi," ucapnya. (Ant).

Berita Lainnya
×
tekid