sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

HUT ke-47, Balitbangtan gelar Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian

Kegiatan tersebut turut memamerkan beberapa varietas unggulan tanaman hias hasil inovasi Balithi Balitbangtan.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Kamis, 09 Sep 2021 15:41 WIB
HUT ke-47, Balitbangtan gelar Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian

Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian Kementerian Pertanian (Balitbangtan Kementan) menggelar Ekspose Inovasi Teknologi Pertanian di Balai Penelitian Tanaman Hias (Balithi), Kabupaten Cianjur, Jawa Barat (Jabar), pada Kamis (9/9). Kegiatan diadakan dalam rangka HUT ke-47 Balitbangtan.

Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry, menyatakan, acara yang rutin diselenggarakan setiap tahunnya bertujuan mempromosikan varietas unggul yang dimiliki. Diharapkan dapat meningkatkan perekonomian nasional, terutama kesejahteraan petani, mengingat permintaan atas tanaman hias meningkat saat pandemi Covid-19.

"Komoditas tanaman hias dalam beberapa tahun mengalami (permintaan) peningkatan pesat bahkan di tengah pandemi. Ini jelas pilihan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat baik kota maupun desa," ucapnya saat memberikan sambutan.

Dirinya melanjutkan, beberapa varietas unggul hasil inovasi Balithi diminati pasar global dan  mendapatkan royalti hingga Rp500 juta dalam beberapa tahun terakhir. "Dari setiap bunga yang dipasarkan di Eropa ada logo Balitbangtan."

Terakhir, Balithi berhasil mengembangkan dua varietas unggul pacar air hasil perkawinan silang varietas lokal dan Jepang. Ia diklaim memiliki keunggulan dibandingkan varietas asalnya.

"(Varietas yang dihasilkan) bunganya kecil, tapi toleran hingga dua minggu tidak layu. Di sana, bunga bsar tapi cepat layu," jelasnya.

Varietas unggul pertama yang dihasilkan adalah Klon 16.2, yang merupakan hasil perkawinan silang antara Impatiens hawkeri NG46 dengan Impatiens celebica 2008.9 (spesies tetua jantan asal Kecamatan Tinggi Moncong, Gowa, Sulawesi Selatan. Balithi mengusulkan namanya menjadi Impago Agrohorti yang berarti Impatiens asal Gowa atau Naranja Agrihorti, menyitir bahasa Spanyol yang maknanya warna oranye.

Varietas unggul kedua adalah Klon 17.12, yang merupakan hasil persilangan Impatiens hawkeri NG35 dengan Impatiens celebica 2008.9. Adapun nama yang diusulkan Timo Agrihorti alias singkatan Impatiens asal Tinggi Moncong atau Arunika Agrihorti yang berarti warna merah dalam bahasa Hindi.

Sponsored

"Mudah-mudahan ini mendorong koleksi tanaman hias tropis yang kita miliki. Mudah-mudahan bisa gantikan janda bolong yang indukannya bisa sampai Rp8 juta," harapnya.

Balithi mengembangkan pacar air karena berhasil memenangi beberapa perlombaan di "Benua Biru". "(Juara) tiga tahun berturut-turut," kata Fadjry.

Kerja keras Balithi diapresiasi Bupati Cianjur, Herman Suherman. Pangkalnya, dapat mempercepat kemandirian bangsa dan terlepas dari impor.

Dia pun menilai, kegiatan ekspose inovasi itu berperan strategis di tengah upaya Indonesia membangun komoditas unggulan dengan memberdayakan masyarakat. Karenanya, Balithi diharapkan menggandeng warga Cianjur dalam mengembangkan produk-produk unggulan.

"Saya mohon masyarakat Cianjur bisa dilibatkan dalam pengembangan produk-produk Balithi sehingga masyarakat cepat kaya karena saya tadi tertarik satu bunga saja harganya sampai Rp6 juta, sementara kita tanam bawang sampai berapa tahun, berapa bulan (untuk mendapat nilai sama)?" tuturnya.

Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) ini meminta demikian lantaran 63,25% dari total populasi sekitar 2,2 juta warga Cianjur berprofesi sebagai petani. Adapun kontribusi sektor agraria terhadap perekonimian daerah sebesar 42% disusul perdagangan 24%.

Selain itu, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Cianjur sudah membentuk badan usaha milik daerah (BUMD) khusus pertanian. "Untuk pertahankan, permudah pemasaran, dan meningkatkan taraf hidup petani," ucap Herman.

Pada kesempatan sama, Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo, menerangkan, pertanian memegang peran strategis dalam kehidupan. Karenanya, dia ingin sektor ini memiliki jangkauan ke depan.

"Kan, dari pertanian jadi makanan, membuka lapangan kerja, ekonomi dasar, orang jadi sehat, jadi cantik. Baju kita juga dari (hasil) pertanian, dari kapas," urainya.

Sayangnya, sambungnya, beberapa komoditas hasil pertanian atau olahannya masih didominasi produk impor, seperti susu. "Enggak malu kita?"

SYL, sapaannya, pun mengajak seluruh pihak bekerja sama mengembangkan sektor pertanian lantaran tidak bisa berjalan sendiri. "Butuh kebersamaan yang holistik, yang tulus, tidak pura-pura," tegasnya.

"Kurang apa Indonesia? Allah kasih matahari, angin yang sepoi-sepoi, tanah yang subur, punya kemampuan yang cukup, kok, bisa kalah?" lanjutnya.

Politikus Partai NasDem ini berkeyakinan, belum maksimalnya pembangunan pertanian di Tanah Air bukan karena minimnya penelitian dan pengembangan (litbang).

"Mungkin yang kalah kita (dalam) punya kemauan, semangat, fight spirit, dan mencari sesuatu yang baik," terkanya.

Faktor berikutnya, menurut SYL, terlalu banyak yang ingin dicapai sehingga pengembangan tidak fokus dan tak terarah. Dirinya pun meminta hanya segelintir komoditas unggulan yang diprioritaskan.

"(Saya mau) kalau orang bicara kembang tropis harus dari kita. Kalau begitu, saya izin enggak pakai teori. Carikan saya 10 jenis dan kita kembangkan se-Indonesia dan itu bisa menundukkan dunia. Kan, Anda bisa ekspor, kan?" tandasnya.

Berita Lainnya
×
tekid