HUT OPM, Polri imbau masyarakat beraktivitas seperti biasa
Personel Polri di Papua telah dinyatakan cukup untuk mengamankan hingga HUT OPM.
Polri mengimbau kepada masyarakat Papua untuk tidak melakukan perayaan apapun menjelang HUT Organisasi Papua Merdeka (OPM) pada 1 Desember.
Kepala Bagian Penerangan Umum Mabes Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra mengatakan Kapolda Papua telah memberikan imbauan tersebut agar tidak ada yang memancing aksi OPM.
“Diminta tidak ada kegiatan-kegiatan terkait perayaan," tutur Asep di Mabes Polri, Rabu (27/11).
Menurut Asep, aparat kepolisian di Polda Papua dan Papua Barat akan melakukan pengamanan untuk menjamin keamanan. Masyarakat diminta melakukan aktivitas seperti biasanya tanpa rasa khawatir.
Menurut Asep situasi keamanan masyarakat di Papua terbilang kondusif. Tidak ada kegiatan menonjol yang menandakan upaya kericuhan dari OPM.
"Tidak ada penguatan secara spesifik, signifikan. Semua kondisi di sana kondusif," ujarnya.
Tidak ada rencana penambahan personel ke Papua dan Papua Barat. Personel di Papua telah dinyatakan cukup untuk mengamankan hingga HUT OPM.
Sementara Polres Sorong Kota memproses hukum pembawa bendera Bintang Kejora atau bendera Organisasi Papua Merdeka saat bentrok dua kelompok masyarakat di kawasan Yohan Kota Sorong, Selasa.
Kapolres Sorong Kota AKBP Mariochristy PS Siregar saat dikonfirmasi membenarkan, ada mobil yang melintas di kawasan bentrok kedua kelompok warga Klademak dengan membawa bendera tersebut.
Dia mengatakan pelaku yang membawa bendera tersebut akan diproses hukum sebagaimana ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
"Kami akan memproses pembawa bendera atau atribut Papua merdeka tersebut dengan pasal makar," ujarnya.
Kapolres menyampaikan aparat kepolisian bersama TNI telah mengendalikan situasi kawasan bentrok kompleks Klademak Yohan agar tidak lagi saling menyerang.
Kepolisian telah mengamankan seorang pelaku yang diduga memicu bentrok untuk proses hukum lebih lanjut.
"Kami mengharapkan masyarakat tenang tidak terprovokasi dengan isu-isu yang tidak benar serta tidak melakukan tindakan-tindakan anarkis yang nanti merugikan," ujarnya.
Berdasarkan informasi yang dihimpun wartawan, pertikaian antara dua kelompok warga kawasan Yohan Kota Sorong berawal dari perkelahian antarremaja karena bermain meriam karbit. Perkelahian remaja tersebut berujung saling serang dua kelompok warga yang mengakibatkan sembilan rumah terbakar, satu orang meninggal dunia, dan satu orang luka bacok. (Ant)