sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ibu kota baru hanya akan dihuni paling banyak 1,5 juta penduduk

Ibu kota baru nantinya dibentuk bukan untuk menyaingi Jakarta.

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Selasa, 30 Apr 2019 20:47 WIB
Ibu kota baru hanya akan dihuni paling banyak 1,5 juta penduduk

Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional atau Kepala Bappenas, Bambang Brodjonegoro, mengungkapkan ibu kota baru pengganti Jakarta hanya akan dihuni oleh penduduk paling banyak sekitar 1,5 juta jiwa.

“Ke depan jika wacana pembentukan ibu kota baru ini dapat diimplementasikan,maka hanya akan diisi oleh 900 ribu hingga 1,5 juta penduduk saja,” kata Bambang dalam konferensi pers di Jakarta pada Selasa, (30/4).

Menurut Bambang, ibu kota baru nantinya dibentuk bukan untuk menyaingi Jakarta. Sebab,ibu kota baru nanti tidak didesign layaknya kota besar yang banyak gedung-gedung bertingkat.

"Karenanya saya ingin klarifikasi, bahwa ibu kota baru itu hanya untuk pusat pemerintahan dan mendukung pusat pemerintahan," ujar Bambang. 

Selain itu, kata Bambang, perpindahan ibu kota ini juga bertujuan untuk menghadirkan pemerataan pembangunan di Indonesia bagian timur. Juga sebagai upaya pemerintah yang ingin menciptakan sisten perkotaan yang sehat. 

Jika sisten perkotaan sehat, Bambang mengatakan, pihaknya percaya akan berdampak positif bagi negara, baik secara sosial maupun ekonomi.

"Kami juga ingin mengubah padangan, bahwa pembangunan bukan hanya Jawa sentris, melainkan Indonesia sentris," ujarnya. 

Lebih lanjut, Bambang menjelaskan, pemindahan ibu kota sudah lebih dulu diterapkan oleh beberapa negara seperti Amerika dan Brazil. Kedua negara tersebut berhasil menciptakan sistem kota dan negara dengan baik. 

Sponsored

“Seperti yang terjadi pada Washington DC dan New York di Amerika, misalnya. Washington DC apakah menyaingi New York? Tidak,” kata Bambang.

Menurut Bambang, Washingthon DC didesain hanya untuk menjalankan jalannya roda pemerintahan. Jumlah penduduknya di sana punjauh di bawah penduduk New York. Sedangkan New York diketahui diarahkan sebagai pusat bisnis. “Kalau Washingthon DC untuk pusat pemerintahan,” ujarnya.

Begitu pun kota Brasilia, lanjut Bambang, kota tersebut didesain sebagai penyeimbang bukan pesaing kota Sao Paolo atau Rio de Janeiro di Brazil.

"Nah, begitu juga desain untuk ibu kota baru di kita. Sekali lagi hanya untuk penyeimbang dan pemerataan demi menciptakan sistem perkotaan yang sehat," kata Bambang.

Berita Lainnya
×
tekid