sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IDAI imbau nakes ikuti anjuran Kemenkes: Setop resepkan obat sirup

Langkah ini guna meminimalisasi terjadinya gangguan ginjal akut pada anak-anak, khususnya balita.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 19 Okt 2022 17:37 WIB
IDAI imbau nakes ikuti anjuran Kemenkes: Setop resepkan obat sirup

Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) mengimbau tenaga kesehatan (nakes) mengikuti anjuran Kementerian Kesehatan (Kemenkes) tentang menyetop sementara pemberian resep obat cair atau sirup yang diduga mengandung etilen glikol (EG) atau dietilen glikol (DEG). Langkah ini guna mengantisipasi terjadinya gangguan ginjal akut atipikal progresif (GgGAAP).

"Bila memerlukan obat sirup khusus, misalnya obat antiepilepsi atau lainnya yang tidak dapat diganti sediaan lain, konsultasikan dengan dokter spesialis anak atau konsultan anak," demikian kata IDAI dalam keterangannya, Rabu (19/10).

Menurut IDAI, nakes dapat meresepkan obat pengganti yang tak terdapat dalam daftar dugaan obat terkontaminasi atau dengan jenis sediaan lain, seperti suppositoria atau dapat mengganti dengan obat puyer, dalam bentuk monoterapi jika diperlukan.

Meskipun demikian, IDAI mengingatkan, peresepan obat puyer monoterapi hanya boleh dilakukan dokter dengan memperhatikan dosis berdasarkan berat badan, kebersihan pembuatan, dan tata cara pemberian.

Selain itu, IDAI mengimbau nakes melakukan pemantauan secara ketat terhadap tanda awal gangguan ginjal akut, baik terhadap pasien rawat inap maupun rawat jalan. Kemudian, meminta fasilitas penyalanan kesehatan (fasyankes) meningkatkan kewaspadaan deteksi dini dan secara kolaboratif mempersiapkan penanganan kasus gangguan ginjal akut.

Kepada masyarakat, IDAI meminta tidak membeli obat bebas tanpa rekomendasi nakes untuk sementara waktu. Setidaknya hingga investigasi menyeluruh oleh Kemenkes dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) membuahkan hasil.

Masyarakat juga diharapkan tetap tenang dan mewaspadai gejala gangguan ginjal akut. Misalnya, volume urine berkurang bahkan tidak ada sama sekali secara mendadak.

Kemudian, mengurangi aktivitas anak-anak, terutama balita, yang memaparkan risiko infeksi. "Kerumunan, ruang tertutup, tidak menggunakan masker, dan lain-lain," imbau IDAI.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid