sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IEMS 2021, Indonesia jawab tantangan ciptakan energi ramah lingkungan

Animo mengembangkan mobil listrik ramah lingkungan memang semakin menguat di Indonesia.

Nadia Lutfiana Mawarni
Nadia Lutfiana Mawarni Rabu, 24 Nov 2021 16:48 WIB
IEMS 2021, Indonesia jawab tantangan ciptakan energi ramah lingkungan

Pemerintah Indonesia menjawab tantangan penciptaan energi ramah lingkungan dengan menggelar Indonesia Elektrik Motor Show (IEMS) 2021 di kawasan Puspitek, Serpong mulai Rabu (24/11) hingga Jumat (26/11) mendatang. Bertajuk Innovation for Better Future E-Mobility, pameran ini bertujuan untuk memperkuat posisi mobil listrik di Indonesia.

Animo mengembangkan mobil listrik yang ramah lingkungan memang semakin menguat di Indonesia. Terbukti dengan meningkatnya jumlah Sertifikat Registrasi Uji Tipe (SRUT) Kementerian Perhubungan untuk kendaraan listrik yang naik empat kali lipat sejak 2020 lalu.

“Tidak kalah penting, regulasi serta insentif juga harus disinergikan, komitmen pemerintah telah terlihat dengan adanya target menghentikan penjualan penjualan kendaraan konvensional pada 2040 untuk roda dua, dan roda empat pada 2050,” ungkap Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam sambutannya pada pembukaan IEMS 2021, disiarkan langsung melalui Youtube BRIN Indonesia.

Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebutkan, upaya mewujudkan kendaraan bermotor listrik berbasis baterai (KBL-BB) merupakan upaya mewujudkan amanat Peraturan Presiden Nomor 55 Tahun 2019 tentang Percepatan Program Kendaraan Bermotor Listrik Berbasis Baterai (Battery Electric Vehicle) untuk Transportasi Jalan.

Dalam peraturan itu disebutkan ada tiga aspek penting yang harus dititikberatkan dalam pengembangan mobil listrik. Ketiganya adalah lingkungan dan konservasi, efisiensi dan ketahanan energi, serta peningkatan kapasitas industri dan daya saing nasional.

“KBL-BB merupakan upaya pemerintah mengurangi ketergantungan pada impor BBM dan minyak mentah yang terus meningkat,” ungkap Moeldoko.

Berdasarkan data yang dipaparkan, rata-rata kebutuhan BBM Nasional adalah 1,8 juta barel per hari setara minyak mentah. Di lain pihak, kapasitas produksi BBM dalam negeri hanya 600.000 barel per hari. Itu artinya 65% dari kebutuhan BBM di Indonesia dipenuhi dengan cara impor.

Dibutuhkan langkah untuk mengurangi ketergantungan pada minyak bumi karena kenaikan konsumsi tidak dibarengi dengan peningkatan produksi dalam negeri. Selain itu, pemerintah masih harus mendorong penguasaan teknologi industri dan rancang bangun kendaraan.

Sponsored

Kendati telah memiliki industri kendaraan konvensional yang matang, namun beberapa komponen dalam mobil listrik membutuhkan bahan yang berbeda.

Menghadapi hal ini, Moeldoko menegaskan negara akan sangat terbuka untuk mengadakan kolaborasi dengan negara lain. Jika perlu ilmuwan-ilmuwan asing boleh datang boleh datang untuk berkolaborasi dengan saintis lokal.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid