sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

IMM ultimatum penembakan Randi: Jika tak usut, Kapolri harus mundur

IMM DIY meminta pengusutan penembakan terhadap Immawan Randi harus tuntas dalam waktu 48 jam.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Jumat, 27 Sep 2019 16:54 WIB
IMM ultimatum penembakan Randi: Jika tak usut, Kapolri harus mundur

Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Daerah Istimewa Yogyakarta mengeluarkan ultimatum ihwal tewasnya Immawan Randi, saat melakukan aksi demonstrasi di depan gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Mereka menuntut Polri mengusut tuntas penembakan tersebut dalam 48 jam ke depan.

Ultimatum tersebut disampaikan melalui akun Instagram resmi Dewan Pimpinan Daerah IMM DIY @immdiy. Akun tersebut mengunggah sebuah gambar berisi kalimat ultimatum.

"Kami beri waktu 48 jam untuk mengusut tuntas penembakan. Jika tidak, Kapolri harus mundur," demikian bunyi kalimat dalam unggahan tersebut. 

Desakan agar polisi mengusut tuntas peristiwa ini, juga telah disampaikan Ketua Dewan Pimpinan Pusat IMM Najih Prastiyo. Menurutnya, polisi tak bisa memperlakukan mahasiswa yang menyampaikan aspirasinya dengan tindak kekerasan. 

Najih juga menuntut Kapolri untuk mencopot Kapolda Sulawesi Tenggara Brigjen Pol Iriyanto, karena dianggap gagal dan lalai memberi jaminan keamanan pada mahasiswa.

"Kami menuntut kepada Kapolri untuk mengusut kasus ini sampai benar-benar terang dan pelaku penembakan kader kami dapat tertangkap secepatnya," katanya.

Sponsored

Mantan Ketua Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Din Syamsuddin juga mendesak agar insiden ini diusut dengan jujur dan transparan.

Pengamat intelijen dan keamanan Stanislaus Riyanta mengatakan, polisi harus membuka kemungkinan adanya anggota yang tidak taat prosedur. Hal ini lantaran Polda Sulawesi Tenggara menyatakan pengamanan aksi demonstrasi mahasiswa telah dilakukan sesuai standar operasional prosedur dan instruksi Kapolri, bahwa pengamanan tidak menggunakan senjata dengan peluru tajam, peluru karet, maupun peluru hampa.

"Apara penegak hukum tetap harus mengusut tuntas aksi penembakan kepada mahasiswa tersebut. Kemungkinan adanya anggota yang tidak taat masih bisa terjadi," kata Riyanta.

Presiden Joko Widodo telah memerintahkan Kapolri Jenderal Tito Karnavian untuk menginvestigasi peristiwa ini. Jokowi meminta Kapolri mengusut kemungkinan adanya personel polisi yang bertindak represif terhadap para mahasiswa.

"Sudah sejak kemarin, saya ulangi lagi, kepada Kapolri juga, agar jajarannya tidak bertindak represif. Saya perintahkan juga agar menginvestigasi seluruh jajarannya," kata Jokowi di depan Masjid Baiturrahman Istana Kepresidenan Jakarta, Jumat (27/9).

Wakapolri Komjen Pol Ari Dono Sukmanto bertolak ke Kendari untuk mengungkap penyebab tewasnya dua mahasiswa yang berunjuk rasa di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara. Kepala Divisi Humas Polri Irjen Pol M Iqbal mengatakan, Wakapolri akan berdialog dengan sejumlah tokoh.

"Bapak Wakapolri akan berangkat ke lokasi melakukan tindakan kepolisian, baik upaya membuat terang insiden ini maupun melakukan tindakan preemtive, dialog, dan silaturahmi," kata Iqbal di Gedung Mabes Polri.

Dia juga mengatakan, Mabes Polri telah mengirimkan dua tim investigasi ke Kendari, untuk mengusut peristiwa itu. Dua tim yang dikirim terdiri dari tim Profesi dan Pengamanan (Propam) dan tim Inspektur Pengawasan Umum (Itwasum) Polri.

Polisi telah menyelesaikan autopsi terhadap jenazah Randi. Namun polisi tidak menemukan adanya proyektil dalam tubuh mahasiswa Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Haluoleo, Kendari, Sulawesi Tenggara tersebut.

Hal ini disebabkan peluru menembus dada Randi. Namun Iqbal menyebut dugaan peluru berasal dari kelompok perusuh yang menunggangi aksi tersebut. Apalagi, lokasi demonstrasi berada di dekat basis kelompok teroris yang ada di Poso, Sulawesi Tengah. 

Selain Randi, Muhammad Yusuf Kardawi yang juga mengikuti aksi di depan Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, tewas setelah menderita luka kritis. Mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Haluoleo sempat mendapat perawatan intensif di RS Bahteramas, Kendari, akibat luka benturan di bagian kepala. 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid