sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Indef ungkap tantangan utama pengembangan industri kendaraan listrik

Jika dilihat perkembangan pasar saat ini, harga mobil listrik di Indonesia masih mahal dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Edo Sugiyanto
Edo Sugiyanto Rabu, 20 Apr 2022 21:16 WIB
Indef ungkap tantangan utama pengembangan industri kendaraan listrik

Industri mobil listrik dunia mengalami peningkatan yang pesat. Di sisi lain, Indonesia sebagai negara dengan cadangan nikel besar berpotensi untuk menjadi salah satu produsen baterai mobil listrik terbesar di dunia. Proyeksi Bloomberg NEF (2021), menyebutkan dominasi mobil listrik akan terjadi pada 2035.

Direktur Eksekutif Institute for Development of Economics and Finance (Indef) Tauhid Ahmad mengatakan, tantangan utama dalam pengembangan industri kendaraan listrik di Indonesia adalah harga jual yang mahal.

"Kalau dari segi harga, mobil listrik termasuk mahal dan separuhnya disumbang dari komponen baterai. Ini tantangan utama, karena tidak mudah dalam periode tertentu (konsumen) harus ganti baterai," kata Tauhid, dalam diskusi online, Rabu (20/4).

Dia juga menekankan tantangan tersebut pun akan merembet pada masalah perkembangan industri baterai kendaraan listrik, termasuk soal daur ulang (recycle) dan penggantian baterai melalui Stasiun Penukaran Baterai Kendaraan Listrik Umum (SPBKLU).

Tauhid menuturkan, jika dilihat perkembangan pasar saat ini, harga mobil listrik di Indonesia masih mahal dibandingkan dengan kendaraan berbahan bakar fosil.

Sementara, Sekretaris Umum Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia Kukuh Kumara mengatakan, sejauh ini sudah banyak peraturan dan regulasi yang disiapkan pemerintah untuk mendorong percepatan adopsi kendaraan bermotor berbasis listrik.

“Namun yang jauh lebih penting lagi adalah adopsi kendaraan ini oleh masyarakat. Di sisi lain adalah pabrikan sendiri, daya beli masyarakat kita sendiri juga masih belum bisa menerima. Data Gaikindo menyebutkan bahwa 70% dari konsumen kendaran bermotor roda empat atau lebih itu lebih memilih jenis-jenis kendaraan yang harganya dibawah Rp300 juta sementara kendaraan-kendaran listrik itu harganya masih di atas Rp600 juta sampai Rp1 miliar,” kata Kukuh.

Selain daya beli konsumen, Kukuh menilai adopsi peralihan dari kendaraan berbahan bakar fosil ke kendaraan listrik tentu juga membutuhkan waktu. Belum lagi isu soal penggunaan, pengisian baterai, lokasi pengisian baterai dan lain sebagainya.

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid