sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Infrastruktur pertanian diharap jadi perdebatan Jokowi dan Prabowo

Infrastruktur pertanian menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani.

Tito Dirhantoro
Tito Dirhantoro Kamis, 14 Feb 2019 08:15 WIB
Infrastruktur pertanian diharap jadi perdebatan Jokowi dan Prabowo

Para calon presiden baik dari nomor urut 01, Joko Widodo dan nomor urut 02, Prabowo Subianto diharapkan menyoroti isu infrastruktur pembangunan pertanian dalam debat capres putaran kedua yang akan berlangsung pada Minggu, (17/2).

Managing Director Political Economy and Policy Studies, Anthony Budiawan, infrastruktur pembangunan pertanian penting dikemukakan dalam debat capres. Sebab, infrastruktur pertanian menjadi salah satu cara untuk meningkatkan produktivitas dan kesejahteraan petani sebagai pelaku utama pembangunan pertanian.

“Bagaimana meningkatkan kesejahteraan petani, salah satunya yang harus disoroti infrastruktur pertanian yang harus berjalan. Dengan begitu, produktivitas pertanian otomatis juga akan meningkat dan berdampak pada pendapatan petani,” kata Anthony saat ditemui usai diskusi di Jakarta.

Menurut Anthony, dalam membangun infrastruktur pertanian, pemerintah jangan melulu memfokuskan pembangunan hanya di Pulau Jawa. Pemerintah disebut Anthony juga harus membangun infrastruktur pertanian di wilayah luar Jawa yang sudah memiliki sistem irigasi. Terlebih, banyak lahan pertanian di luar Jawa yang perlu didukung dengan sistem pengairan yang baik.

Dengan infrastruktur yang disediakan pemerintah, petani tidak lagi terbebani oleh biaya ongkos yang terlalu tinggi karena harus membangun sistem irigasi sendiri.

"Di daerah pegunungan tidak ada sama sekali irigasinya. Mereka harus pakai sumur bor dan itu bayar. Bukan pemerintah yang subsidi, harusnya pemerintah yang menyediakan infrastruktur," kata dia.

Selain dengan infrastruktur, produktivitas pertanian juga dapat ditingkatkan dengan penggunaan lahan selain tadah hujan agar waktu tanam lebih banyak dan produksi berlimpah. Ada pun saat ini Kementerian Pertanian tahun ini memfokuskan optimalisasi lahan rawa menjadi lahan sawah yang produktif dengan target mencapai 500.000 hektare.

Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman mengatakan optimalisasi lahan rawa akan dilakukan di lima provinsi, yakni Kalimantan Selatan, Sumatra Selatan, Sulawesi Selatan dan dua wilayah baru tambahan di Bengkulu dan Jambi.

Sponsored

Dengan penggunaan bibit yang sesuai dengan lahan rawa, produktivitas padi diyakini bisa meningkat sampai tiga kali lipat, yakni dari dua ton per hektare menjadi 6 ton per hektare dan waktu tanam maksimal tiga kali setahun. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid