sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jadi relawan uji vaksin, kondisi fisik RK akan dicek

Kang Emil bakal jalani proses uji klinis vaksin Covid-19 Sinovac.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Senin, 24 Agst 2020 21:11 WIB
Jadi relawan uji vaksin, kondisi fisik RK akan dicek

Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil, salah satu relawan uji vaksin Covid-19 produksi Sinovac, akan menjalani pemeriksaan fisik dan uji usap (swab test) Polymerase Chain Reaction (PCR), Selasa (25/8), sebagai langkah awal.

"Jika hasilnya negatif, tiga hari kemudian, Pak Gubernur menjalani proses penyuntikan. Proses uji klinis Bapak Gubernur tidak dapat diliput secara langsung oleh media," kata Kepala Biro Humas dan Keprotokolan Sekretariat Daerah (Setda) Provinsi Jabar Hermansyah, Senin (24/8/20). 

Dia menambahkan, keikutsertaan Gubernur Jabar menjadi relawan untuk meyakinkan kepada masyarakat bahwa uji klinis vaksin ditempuh melalu proses ilmiah.

"Pemerintah memberikan yang terbaik kepada masyarakat melalui proses yang kita tunggu-tunggu, yakni adanya vaksin Covid-19," ucapnya. 

Hermansyah kemudian mengimbau warga Jabar tetap disiplin mematuhi protokol kesehatan, sambil menunggu tahapan uji klinis selesai dan vaksin Covid-19 yang ditunggu-tunggu bisa diproduksi. 

"Terapkan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) merupakan syarat wajib sebelum vaksin Covid-19 ditemukan," ucapnya melansir laman resmi Pemprov Jabar. 

Untuk diketahui, selama uji klinis, para relawan melakukan lima kunjungan penelitian. Pertama, mereka akan dijelaskan soal alur uji klinis dan swab test yang diumumkan dalam 2-3 hari. 

"Jika hasil tes positif, sukarelawan tidak bisa ikut uji klinis. Kalau hasilnya negatif, bisa ikut dalam proses penelitian selanjutnya,” kata Rodman Tarigan, juru bicara tim uji klinis vaksin Covid-19 Unpad.

Sponsored

Kunjungan kedua, kata Rodman, relawan akan kembali mengikuti tes kesehatan fisik dan rapid test. Bila hasil rapid test nonreaktif maka berlanjut pada penyuntikan vaksin Covid-19 atau plasebo. 

Kunjungan ketiga berlanjut pada penyuntikan vaksin kedua yang dilakukan dua pekan setelahnya.

Dua kunjungan berikutnya adalah untuk mengetahui reaksi vaksin terhadap kondisi kesehatan. Jika terjadi reaksi, seperti demam, batuk, pilek, dan sakit tenggorokan, sukarelawan diminta melapor kepada tim uji klinis. 

"Kondisi kesehatan sukarelawan akan dipantau secara intensif oleh tim uji klinis," pungkasnya. 

Berita Lainnya
×
tekid