sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jakarta diganjar kota terbaik dunia soal transportasi

Jakarta masuk ke posisi tiga besar bersama Pune (India) dan Kigali (Rwanda), setelah sebelumnya masuk posisi 15 besar dari 200 kota besar

Eka Setiyaningsih
Eka Setiyaningsih Kamis, 27 Jun 2019 15:12 WIB
Jakarta diganjar kota terbaik dunia soal transportasi

DKI Jakarta meraih penghargaan sebagai kota terbaik ketiga di dunia untuk perbaikan sistem transportasi dan mobilitas kota. Penghargaan itu diraih dari ajang Sustainable Transport Award di Forteleza, Brazil, tahun ini.

Jakarta masuk ke posisi tiga besar bersama Pune (India) dan Kigali (Rwanda), setelah sebelumnya masuk posisi 15 besar dari 200 kota besar dunia. Raihan ini diungkapkan oleh Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan melalui unggahan di akun resmi facebook miliknya. 

"Kami bersyukur dan bangga berhasil mengalahkan kota-kota dunia seperti Kingston (Kanada), Richmond (Amerika Serikat), Bogota (Kolombia), dan banyak lainnya," tulis Anies dalam unggahan di facebooknya, Kamis (27/6).

Menurut Anies, raihan ini sebagai cerminan atas konsep dan eksekusi integrasi antar moda transportasi publik, peningkatan akses pejalan kaki menuju stasiun dan halte, serta keberhasilan meningkatkan jumlah penumpang Transjakarta sebanyak dua kali lipat dalam waktu dua tahun. 

Anies pun mengapresiasi jajaran Pemprov DKI dan BUMD, serta pihak lain yang aktif membantu secara konstruktif seperti ITDP Indonesia.

Sustainable Transport Award (STA) adalah ajang penghargaan tahunan yang menilai perbaikan mobilitas kota dan inovasi sistem transportasi. Dalam STA, visi, konsep, dan eksekusi yang dijalankan setiap kota dinilai oleh komite yang terdiri dari lembaga-lembaga global seperti Institute for Transportation and Development Policy (ITDP), Bank Dunia, International Council for Local Environmental Initiatives (ICLEI), dan lainnya.

Keberhasilan ini sejalan dengan penilaian TomTom Traffic Index 2018 bahwa Jakarta mengalami penurunan kemacetan terbesar dibandingkan 400 kota lain. Indeks ini menempatkan Jakarta sebagai kota dengan kemacetan parah ketujuh di dunia atau turun dari peringkat keempat pada 2017. 

Tingkat kemacetan rata-rata di Jakarta adalah 53% pada 2018. Kemudian turun 8% dibandingkan dengan tahun sebelumnya dengan rata-rata 61%. "Ini adalah sebuah pengakuan dunia bahwa kita sedang berada di jalur yang benar dan kita bisa berubah mengatasi tantangan kronis Ibukota. Yes, we are on the right track, InsyaAllah!," ujar Anies.

Sponsored

Anies mengaku akan terus melakukan dan memperluas integrasi transportasi melalui JakLingko, serta perbaikan fasilitas pejalan kaki terus diwujudkan.

"Tahun ini kami melakukan revitalisasi besar di kawasan Kemang, Cikini, dan Dr Satrio. Inovasi transportasi terus diciptakan dengan uji coba bus listrik, memfasilitasi moda transportasi mikro mobilitas, dan lainnya. Semua kami dorong agar warga dan tamu Jakarta merasakan bahwa berjalan kaki dan menggunakan transportasi publik itu bukan hanya mudah, aman dan nyaman, tapi juga keren !," kata Anies.

Selain itu, Pemprov DKI melalui Dinas Lingkungan Hidup Provinsi DKI Jakarta menegaskan, berdasarkan data hasil pengukuran parameter Partikulat (PM 2.5) periode Januari sampai Juni 2019, hari kualitas udara Jakarta memenuhi baku mutu, mencapai 87% dan hari yang melampaui baku mutu hanya 13%.

Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup DKI Jakarta, Andono Warih mengakui, sumber pencemar udara parameter PM 2.5 di DKI Jakarta didominasi sektor transportasi darat, industri, dan debu akibat giatnya proyek pembangunan fisik. 

“Debu akibat berbagai proyek pembangunan tersebut turut menurunkan kualitas udara di Jakarta, hal ini cukup wajar sebagai kota metropolitan yang sedang giat membangun,” ujar Andono dalam siaran pers yang dterima Alinea.id, Kamis (27/6).

Pemprov DKI Jakarta saat ini fokus dalam perbaikan kualitas udara dengan membuat Kegiatan Strategis Daerah (KSD), yaitu pengendalian pencemaran udara dan menyusun roadmap Jakarta Cleaner Air 2030 tentang pengendalian pencemaran udara dengan 14 Rencana Aksi. 

Rencana Aksi tersebut antara lain monitoring kualitas udara, pengembangan transportasi umum ramah lingkungan, penerapan Uji Emisi kendaraan bermotor, pengendalian kualitas udara kegiatan industri, dan penyediaan bahan bakar ramah lingkungan.

Aksi yang segera akan dieksekusi, adalah pengadaan bus TransJakarta berbahan bakar listrik, penerapan uji emisi sebagai syarat perpanjangan pajak kendaraan bermotor dan parkir kendaraan bermotor, serta operasi Lintas Jaya terhadap kendaraan umum yang emisinya melampaui ambang batas. 

“Masyarakat juga dapat turut berperan serta dalam memperbaiki kualitas udara Jakarta melalui langkah mudah, yaitu menggunakan transportasi umum, menggiatkan berjalan kaki, dan bersepeda,” ujar Andono.
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid