sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jelang Piala Dunia 2022, Timnas Jepang: Jalan pedang Samurai Biru

Jalan pedang untuk Jepang tinggal mengadu kekuatan teknis. Namun, Spanyol dan Jerman patut diakui masih berada di level yang jauh di atas.

Arpan Rachman
Arpan Rachman Minggu, 09 Okt 2022 07:00 WIB
Jelang Piala Dunia 2022, Timnas Jepang: Jalan pedang Samurai Biru

Jepang tampil ke Piala Dunia setelah runner-up Grup B putaran ketiga kualifikasi zona Asia. Templatnya sebagai pot ketiga meletakkan Samurai Biru di Grup E Qatar 2022. Mereka akan bertemu Spanyol, Kosta Rika, dan Jerman.

Bagaimana kalkulasi pelatih Hajime Moriyasu kalau Jepang berambisi maju ke 16 Besar? Secara rasional, mengambil poin penuh dari Kosta Rika dan salah satu di antara duo Eropa. Enam, angka aman, di klasemen.

Tapi, suhu udara niscaya menjadi problem Jepang. Aklimatisasi cuaca tidak bisa berarti banyak bagi pemain yang terbiasa hidup dalam empat musim. Sama seperti Spanyol dan Jerman. Mereka akan merasa gerah selama pertandingan, tengkuk dibalut es batu saat jeda, bukan solusi.

Kosta Rika lebih beruntung karena mengenal hanya dua musim kemarau dan hujan. Sementara suhu rata-rata bulan November di Qatar 26 derajat celsius atau lebih tinggi enam derajat dari Piala Dunia Rusia 2018 silam. Udara Qatar dan Kosta Rika beda tipis saja. Tim kuda hitam Los Ticos lebih rileks daripada tiga pesaingnya di Grup E.

Rencana sudah Matang

Jalan pedang untuk Jepang tinggal mengadu kekuatan teknis. Namun, Spanyol dan Jerman patut diakui masih berada di level yang jauh di atas mereka.

Usai Pra-Piala Dunia, skuad Coach Moriyasu sempat menganggur 65 hari. Selanjutnya menjalani uji coba beruntun pada Piala Kirin dan Piala EAFF, kedua kejuaraan dihelat di kandang sendiri.

Hasilnya, jadi finalis, namun berbeda capaian. Di final Piala Kirin pada 14 Juni, mereka kandas 0–3 dari Tunisia. Pada partai puncak Piala EAFF, 27 Juli, unggul 3-0 atas Korea Selatan.

Sponsored

Jepang lalu memilih kota Dusseldorf, Jerman, sebagai markas pertandingan di laga hari FIFA September. Blue Samurai menekuk Amerika Serikat 2–0, Jumat (23/9). Imbang kaca mata dengan Ekuador, Selasa (27/9).

Sekarang, mendekati masa pematangan rencana. Petunjuk kecil bahwa Jepang serius hendak mengambil tiga angka dari Kosta Rika dapat terbaca dari jadwal sebulan ke depan.

Tepat lima hari sebelum laga pembuka Grup E menghadapi Jerman, Rabu (23/10). Bukannya konsentrasi berlatih atau bersantai, Jepang justru kembali mengagendakan pertandingan internasional melawan Kanada.

Siapa Kanada? Juara kualifikasi CONCACAF, musuh berat Kosta Rika. Di putaran Pra-Piala Dunia zona Amerika Utara, Tengah, dan Karibia, kedua tim saling mengalahkan. Kanada menang tipis 1-0 di Edmonton. Empat bulan berselang, Kosta Rika membalas skor yang sama di San Jose.

Ujungnya, Kanada memuncaki klasemen akhir, sedangkan Kosta Rika maju ke play-off antar-konfederasi. Berikutnya, jalur kualifikasi Piala Dunia 2022 Play-off CONCACAF–OFC menghadapkan Kosta Rika versus Selandia Baru.

Pada 14 Juni 2022, pertandingan ditonton 10.803 suporter dengan nyaman tanpa lontaran bom gas oleh polisi gila. Menit ke-3 Joel Campbell mencetak gol 1-0 di Ahmad bin Ali Stadium, Al Rayyan, Qatar.

Kosta Rika agaknya sadar diincar Jepang, sehingga terbukti juga membahas kemungkinan serupa di atas kertas. Laga hari FIFA September menjadi penguat indikasi perang urat saraf antarmereka.

Kosta Rika membuka kamp di Korea dan menantang dua lawan asal Benua Asia. Korsel mereka tahan seri 2-2 dan menang atas Uzbekistan 2-1. Sementara Jepang mencari musuh dari Benua Amerika (AS dan Ekuador), pasti tidak sembarang pilih.

Siapa andalan Jepang di Piala Dunia 2022? Takumi Minamino bukan pemain lain.

Di Red Bull Salzburg, Minamino mulai terbentuk. Terampil menyerang, pergerakannya bebas, dan pandai membuka ruang, mengambil umpan sambil berlari elegan. Keuntungan bodinya relatif kecil, pusat gravitasi yang rendah itu berarti dia dapat melewati pemain dengan mudah.

Publik dunia pernah terperangah menyaksikan keahliannya mengolongi Virgil van Dijk. Saat memberi asis untuk gol ketiga Salzburg menghadapi Liverpool di UEFA Champions League 2019–20.

Stiker Masih Tumpul

Kolong van Dijk itu membuat Liverpool membeli Mina. "Saya ingin memiliki Minamino di Liverpool. Dia berkelas. Bakat terbaik. Dia ada di mana-mana, dia bertahan seperti iblis dan kemudian secara ofensif dia benar-benar menyerbu," puji manajer Liverpool Jurgen Klopp.

Tapi, bintangnya malah redup karena jarang kebagian bola, dia sempat dipinjamkan ke Southampton. Akhirnya pindah ke AS Monaco pada 28 Juni 2022, tanda tangan kontrak empat tahun hingga Juni 2026, senilai 15 juta Euro.

Terkenal sebagai lumbung gelandang kreatif, Jepang cukup panjang membariskan deretan pengolah bola lincah. Pendamping Mina, trio Genki Haraguchi (Union Berlin), Junya Ito (Stade de Reims), dan Daichi Kamada (Eintracht Frankfurt). Dilapisi Ritsu Doan (SC Freiburg) dan Takefusa Kubo (Real Sociedad).

Skema agresif 4-2-3-1 digemari pelatih Hajime-san. Pivot ganda pilihannya berlimpah, duo dari kuartet. Antara Wataru Endo (VfB Stuttgart) dan Hidemasa Morita (Sporting Club) atau Gaku Shibasaki (Deportivo Leganes) dan Ao Tanaka (Fortuna Dusseldorf). Ataupun variasi berlipat dari keempat pemain tersebut.

Sebaliknya masalah Jepang di ujung depan. Striker kurang lihai sejak era generasi emasnya menghilang. Tiada lagi si kidal maut Shunsuke Nakamura dan Keisuke Honda yang dijuluki Kaisar oleh fans VVV-Venlo ketika dia berkiprah di Eredivisie. Shinji Okazaki menggila bersama fenomena Leichester sudah turun panggung. Begitu pula Shinji Kagawa.

Qatar 2022 ujian berat bagi duo penyerang Celtic, Kyogo Furuhashi dan Daizen Maeda, Ayase Ueda (Cercle Brugge), dan Shuto Machino (Shonan Bellmare). Mereka tampil bergantian pada dua laga internasional terbaru. Semuanya mandul, nihil jebolan, tapi harus membobol Piala Dunia.

Satu nama lain masih tersimpan, Yuya Osako. Striker Vissel Kobe lebih berpengalaman sejak debutnya di tim nasional 21 Juli 2013. Mengantongi 57 penampilan dengan 25 gol.

Di bawah mistar gawang, Jepang sedang didera persoalan. Perfoma Eiji Kawashima telah menurun karena renta. Kiper ketiga Kosei Tani masih kurang jam terbang.

Daniel Schmidt, naturalisasi dari ayah Jerman, yang paling diharapkan. Datang entah dari mana, tanpa trek rekor lapisan timnas jejang usia, kiper asal klub Belgia Sint-Truidense V.V. tiba-tiba berdiri di kolong jala.

Empat tahun sudah dia betah jadi pandu ibu Jepang-nya dengan 11 tampilan. Pertandingan kompetitif pertama Schmidt untuk Jepang pada 17 Januari 2019, kemenangan 2-1 atas Uzbekistan di Piala Asia 2019. Kiper dengan kemampuan ulung mengirim umpan sangat akurat ke depan.

Laga hari FIFA September terakhir, dia menyelamatkan timnya. Membendung tendangan penalti Enner Valencia (Ekuador) dan terpilih sebagai pemain terbaik. Momen itu juga menjadi tren nomor satu di Twitter.

Komando kapten kesebelasan Maya Yoshida mengawal sterilisasi kotak penalti merupakan kunci. Meskipun pembuktian dia bek penting belum menjamin kemapanan Schalke 04 di Bundesliga. Tapi kepindahannya dari Sampdoria berpengaruh menjungkalkan mantan klubnya itu ke jurang relegasi.

Berduet dengan Yuta Nakayama (Huddersfield Town), jantung pertahanan cukup sehat. Asal saja ketergantungan pada bek kiri Yuto Nagatomo lekas terlepas. Kini, bukan lagi eranya gemilang tujuh musim di Inter Milan (2011-2018).

Beban Jepang terutama tiga titik krisis: penjaga gawang cadangan, bek sayap, dan striker. Bagaimana jurus para kesatria Samurai Biru meniti jalan pedang di Piala Dunia Qatar 2022?

Berita Lainnya
×
tekid