sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Jokowi: Jangan ada spekulasi terkait penangkapan penyiram Novel

Presiden mengajak semua pihak mengawal kelanjutan penanganan kasus yang sudah berusia lebih 2,5 tahun itu.

Hermansah
Hermansah Senin, 30 Des 2019 14:40 WIB
Jokowi: Jangan ada spekulasi terkait penangkapan penyiram Novel

Presiden Joko Widodo meminta semua pihak untuk tidak membuat berbagai spekulasi negatif terkait penangkapan penyiram penyidik senior Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Novel Baswedan. Presiden mengajak semua pihak mengawal kelanjutan penanganan kasus yang sudah berusia lebih 2,5 tahun itu.

“Ini baru proses awal penyidikan dari ketemunya tersangka. Kita ikuti terus. Kawal terus sehingga benar-benar apa yang menjadi harapan masyarakat itu ketemu,” kata Presiden Jokowi menjawab wartawan usai meninjau revitalisasi kawasan Kota Lama, Semarang, Jawa Tengah, Senin (30/12), seperti dikutip dari laman setkab.go.id.

Presiden menghargai dan mengapresiasi kinerja Kepolisian Negara Republik Indonesia (Polri) yang telah menangkap dua pelaku penyiraman air keras terhadap Novel. Mengenai permintaan sejumlah kalangan agar dibentuk tim independen dalam penyidikan kasus tersebut, Jokowi tidak menampik adanya permintaan pembentukan tim tersebut.

“Paling penting semua dikawal. Bareng-bareng mengawal, agar peristiwa itu tidak terulang lagi. Yang paling penting itu,” tegas Presiden. Ia meminta semua pihak tidak ribut. Tersangka belum tertangkap ribut. Begitu tertangkap ribut juga.

“Berikanlah polisi kesempatan untuk membuktikan bahwa itu memang benar-benar pelaku, motifnya apa, semuanya. Jangan ada spekulasi-spekulasi terlebih dahulu. Baru ditangkap kemarin kok,” tegas Presiden.

Polri telah menangkap pelaku penyiraman air keras terhadap Novel Baswedan pada Kamis, 26 Desember.

"Tadi malam (Kamis malam), kami tim teknis bekerja sama dengan Satkor Brimob, mengamankan pelaku yang diduga telah melakukan penyerangan kepada Saudara NB (Novel Baswedan)," kata Kepala Bareskrim Polri Komjen Listyo Sigit Prabowo dalam jumpa pers di Polda Metro Jaya, Jumat (27/12).

"Pelaku dua orang, insial RM dan RB. (Anggota) Polri aktif," kata Listyo melanjutkan. Keduanya merupakan anggota polisi aktif. Mereka berasal dari kesatuan Brimob.

Sponsored

Keraguan atas penangkapan dua pelaku penyerangan terhadap Novel muncul tak lama setelah informasi pencokokan dua tersangka. Keraguan didasari oleh sejumlah kejanggalan. Tim Advokasi Novel Baswedan mencatat setidaknya terdapat tiga kejanggalan. Salah satunya adalah adanya perbedaan informasi mengenai pelaku yang ditangkap atau menyerahkan diri.

Anggota Tim Advokasi Novel Baswedan Alghiffari Aqsa mengatakan, bila pelaku sebenarnya menyerahkan diri, Polri mesti mengungkap alasan kedua pelaku memilih menyerahkan diri.

"Kepolisian harus mengungkap motif pelaku tiba-tiba menyerahkan diri, apabila benar bukan ditangkap. Dan juga harus dipastikan yang bersangkutan bukanlah orang yang "pasang badan" untuk menutupi pelaku yang perannya lebih besar," kata Alghiffari dalam siaran pers, Jumat (27/12).

Alghiffari menuturkan, polisi harus menyesuaikan keterangan dua pelaku yang sudah ditangkap dengan keterangan para saksi di lapangan. Pencocokan itu untuk membantah dugaan kejanggalan tersebut.

Kejanggalan lain adalah munculnya surat pemberitahuan perkembangan hasil penyelidikan tertanggal 23 Desember 2019. Surat pemberitahuan itu menyebutkan jika pelaku belum diketahui, serta temuan polisi yang seolah-olah baru.

"Misal apakah orang yang menyerahkan diri mirip dengan sketsa-sketsa wajah yang pernah beberapa kali dikeluarkan Polri," ujar Alghiffari.  "Polri harus menjelaskan keterkaitan antara sketsa wajah yang pernah dirilis dengan tersangka yang ditetapkan."  

Pelaku penyerangan terhadap Novel baru berhasil diungkap Polri setelah kasus itu terjadi lebih dari 2,5 tahun. Novel diserang pada 11 April 2017 saat berjalan menuju kediamannya, setelah menunaikan ibadah salat Subuh di Masjid Al Ihsan, Kelapa Gading, Jakarta Utara. Akibat penyiraman air keras ini, mata Novel terluka parah. Dia sempat menjalani operasi mata di Singapura. 

Berita Lainnya
×
tekid