sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Dirjen Kemendikbud: Kampus Merdeka akan maksimalkan potensi mahasiswa

Berbagai program yang dibuat dalam Kampus Merdeka akan menghasilkan mahasiswa dengan keterampilan hard skills dan soft skills.

Firda Junita
Firda Junita Kamis, 10 Des 2020 16:24 WIB
Dirjen Kemendikbud: Kampus Merdeka akan maksimalkan potensi mahasiswa

Dirjen DIKTI Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengatakan, kebijakan Kampus Merdeka akan mendorong lahirnya SDM unggul.

“Setiap mahasiswa memiliki passion, cita-cita, dan tujuan hidup yang berbeda. Kampus Merdeka memilih dan mengembangkan kompetensi mahasiswa melalui fleksibilitas peta jalan pencapaian kompentensi. Oleh karena itu, self-directed dan flexibility dalam program ini akan memaksimalkan potensi mahasiswa,” ujarnya dalam webinar Peran Teknologi Mencetak SDM Unggul, Kamis (10/12).

Kemudian, Nizam menyebutkan delapan kegiatan Kampus Merdeka, yaitu pertukaran mahasiswa, magang, mengajar di sekolah, penelitian, membangun desa, studi atau proyek mandiri, kewirausahaan mahasiswa, dan proyek kemanusiaan.

“Terdapat banyak sekali bidang, tergantung dengan subjek pendidikan yang diambil mahasiswa. Misalnya proyek kemanusiaan bisa dilakukan oleh mahasiswa yang bercita-cita bekerja di bidang perdamaian,” katanya.

Berbagai program yang dibuat dalam Kampus Merdeka akan menghasilkan mahasiswa dengan keterampilan hard skills dan soft skills, jaringan pertemanan yang luas, pengalaman, serta portofolio yang akan berguna dalam dunia pekerjaan.

“Melalui program tersebut, mahasiswa dapat memiliki kemampuan outputnya. Pengalaman bukan hanya didapatkan di ruang kelas. Selain itu, penting juga memiliki portofolio untuk mendaftar kerja,” ucapnya.

Untuk membangun program ini, dibutuhkan kerja sama pentahelix, Pusat Unggulan Inovasi PT Science dan Technopark, dan Inkubasi bisnis. Selain itu, diperlukan juga ekosistem kampus yang sehat, amat, dan nyaman.

“Hal ini tidak bisa dilakukan sendiri, tetapi membutuhkan kontribusi antara pemerintah, masyarakat, industri, dan stakeholder di lingkungan masing-masing,” katanya.

Sponsored

Selanjutnya, Nizam mengungkapkan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang menjadi landasan transformasi perguruan tinggi, yaitu mahasiswa yang sudah lulus dapat pekerjaan yang layak, mahasiswa mendapat pengalaman di luar kampus, dosen berkegiatan di luar kampus untuk mencari pengalaman industri atau berkegiatan di kampus lain.

“Kualifikasi dan kompetensi dosen relevan dengan subjek yang diajar, praktisi ikut mengajar di kampus, hasil riset dan pengabdian dosen dapat digunakan masyarakat dan dikenal internasional, program studi bekerjasama dengan mitra kelas dunia, menciptakan kelas yang kolaboratif dan partisipatif, dan program studi memperoleh akreditasi tingkat internasional,” jelasnya.

Pemerintah menyediakan dana matching fund senilai Rp250 miliar untuk pendanaan penelitian dan pengembangan dari industri yang dilakukan oleh peneliti PTN/PTS. Pemberian dana tersebut diprioritaskan berdasarkan potensi dampak kerja sama terhadap delapan IKU dan relevansi dengan sektor atau topik prioritas pemerintah.

Adapun program nasional Kampus Merdeka, meliputi studi mandiri, yaitu micro credentials yang merupakan program dengan pelaku teknologi digital dan micro credential providers, serta talent pool digital bidang artificial intelligent (AI), big data, UX/IX, dan sebagainya.

“Selain studi mandiri, ada juga magang industri kelas dunia yang dilakukan selama satu semester bersama mentor profesional, misalnya program magang FHCI yang merupakan program BUMN untuk 1000 mahasiswa,” ujarnya.

Di sisi lain, Rektor Universitas Al-Azhar Indonesia (UAI) Asep Saefuddin menyebutkan, perguruan tinggi mempunyai peran penting dalam membangun SDM unggul.

“Walaupun adanya peran lingkungan keluarga dan lingkungan komunitas, perguruan tinggi memiliki andil yang besar dari unggulnya SDM. Hard skills diberikan oleh kampus, kemudian soft skills dibangun dari lingkungan ekosistem kampus,” ujarnya.

Berdasarkan Futue Competencies by Global Ranking terdapat beberapa skill yang paling penting untuk dikuasai, seperti kemampuan berkomunikasi, kemampuan analisis, leadership, kemampuan beradaptasi, kreatifitas, dan inovasi.

“Prinsipnya semua skill ini penting, terlebih lagi pada masa yang akan datang. Jumlahnya bisa saja berubah, tetapi paling tidak ini bisa menjadi kelompok besar,” pungkasnya.

Berita Lainnya
×
tekid