sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kapal asing di perairan Natuna teror nelayan

Masuknya kapal asing membuat nelayan lokal khawatir melaut.

Fathor Rasi
Fathor Rasi Sabtu, 04 Jan 2020 06:17 WIB
Kapal asing di perairan Natuna teror nelayan

Masuknya kapal nelayan asing (KIA) di laut Natuna belakangan ini membuat sejumlah nelayan setempat khawatir melaut.

"Mereka berpikir akan ada ancaman oleh nelayan asing," tutur Ketua Nelayan Lubuk Lumbang, Kabupaten Natuna, Kepri, Herman, Jumat (4/1).

Menurut Herman, nelayan lokal sempat terganggu bahkan di usir oleh KIA saat sedang melaut. "Nelayan saya kalau di laut tidak berani tidur saat istirahat, sebab khawatir ditabrak nelayan asing," ungkap Herman, Jumat (4/1).

Untuk itu, pihaknya pun berharap kehadiran kapal pengawas Indonesia turut hadir mengawasi aktivitas para nelayan Natuna, sebagaimana dilakukan kapal pengawas negara asing terhadap nelayan mereka.

"Kalau coast guard mereka melakukan itu, kenapa kita tidak. Lakukan hal yang sama agar nelayan kami juga aman melaut," harapnya.

Paling tidak, sambung dia, nelayan Natuna harus dibekali alat komunikasi khusus saat melaut, agar mudah dipantau terutama oleh pihak berwajib.

"Saya akan coba usulkan lagi bantuan ke pihak terkait, agar nelayan kita dibekali dengan sarana atau alat HT," ucapnya.

Sementara itu, pelaksana Tugas Gubernur Kepri, Isdianto meminta pihak berwenang melindungi nelayan tradisional di Natuna dan Kabupaten Kepulauan Anambas dari intervensi nelayan asing.

Sponsored

"Kasihan nelayan-nelayan kita, mereka sekarang jadi ketakutan turun melaut," ujarnya.

Apalagi, lanjut dia, kapal nelayan asing memiliki peralatan yang jauh lebih canggih dibanding nelayan tempatan. Bahkan dari segi jumlah, kata dia, nelayan lokal juga masih kalah dengan nelayan asing.

"Makanya kalau digertak nelayan asing, nelayan kita tak bisa berbuat banyak," imbuhnya.

Mantan Kepala BP2RD Kepri ini turut meminta pemerintah pusat dapat mengambil langkah tegas dan konkrit terkait keberadaan kapal nelayan asing di Natuna.

"Kami sudah surati pemerintah pusat, biar masalah ini tidak berlarut. Sehingga nelayan kita tenang melaut dan menikmati hasilnya," tutupnya. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid