sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kapolda Banten: Danrem dan TNI turut amankan Wiranto

Pengamanan saat Menko Polhukam Wiranto berkunjung ke Banten disebut Kapolda telah mengandeng Danrem dan TNI Angkatan Udara.

Khaerul Anwar
Khaerul Anwar Kamis, 10 Okt 2019 16:50 WIB
Kapolda Banten: Danrem dan TNI turut amankan Wiranto

Menteri Koordinator Politik Hukum dan Ham (Menko Polhukam) Wiranto ditusuk saat melakukan kunjungan kerja di Pandeglang, Banten. Wiranto ditusuk di tengah kerumunan masyarakat. Pihak keamanan mengklaim pengamanan sudah sesuai SOP. 

Kapolda Banten Irjen Pol Tomsi Tohir mengatakan, pihaknya sudah melakukan pengamanan kunjungan Menko Polhukam Wiranto untuk meresmikan Gedung Baru di Kampus Universitas Matla'ul Anwar, Menes, Pandeglang. 

"Sudah dilakukan perimeter, bahkan di Matla'ul Anwar sudah dilakukan sterilisasi. Kita juga sudah lakukan pengamanan bersama Danrem, TNI AU. Kita semua berada di sana," ujar Kapolda usai menjenguk korban di RSUD Berkah, Pandeglang pada Kamis (10/10).

Sayangnya, pengamanan tersebut kendur saat Wiranto mendekati kerumunan masyarakat. Saat itu Wiranto menerima ajakan masyarakat bersalaman, dan foto bersama.

"Karena ketulusan hati beliau, beliau ingin menyapa seluruh masyrakat yang menyambut pagi hari tadi. Sempat ada yang meminta selfie foto bersama," ujarnya.

Peristiwa penusukan terjadi saat Wiranto akan meninggalkan Alun-Alun Menes. Wiranto hendak pulang ke Jakarta usai menghadiri acara peresmian Gedung Kuliah Bersama di Universitas Mathla’ul Anwar. 

Ada empat korban akibat penyerangan yang dilakukan oleh pasangan suami istri, yakni Menko Polhukam Wiranto, Kapolsek Menes Kompol Daryanto, mantan Ajudan Wiranto Fuad yang juga tokoh masyarakat setempat, dan Ajudan Dandrem 064 Maulana Yusuf Serang.

Bupati Pandeglang Irna Narulita menyayangkan insiden penyerangan yang menimpa Menko Polhukam. 

Sponsored

"Sangat tidak diterima oleh akal sehat. Motifnya sedang dalam pendalaman, tapi pelaku bukan warga Pandeglang," kata Irna di RSUD Serang, Kamis (10/10).

Ia sangat geram dan menyayangkan peristiwa tersebut terjadi. Menurut Irna, peristiwa ini harus menjadi pelajaran bagi Majelis Ulama Indonesia (MUI) dan stakeholder di Pandeglang.

"Betul-betul harus dipelajari, kami terus lakukan pendekatan terus dengan kaum milineal ya. Jangan sampai kita terhasut dengan paham radikalisme yang sangat membahayakan," kata Irna. 

Berita Lainnya
×
tekid