sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kapolda Metro Jaya: Indonesia ditakdirkan berbeda-beda

Hari Raya Waisak salah satu momentum untuk kembali merajut persatuan bangsa yang sempat renggang karena pemilu.

Kudus Purnomo Wahidin
Kudus Purnomo Wahidin Minggu, 19 Mei 2019 18:05 WIB
Kapolda Metro Jaya: Indonesia ditakdirkan berbeda-beda

Dalam rangka perayaan Waisak 2563 Saka, Menteri Pemberdayaan Aparatur Sipil Negara dan Refor,asi Birokrasi, Syafruddin diddampingi Kepolda Metro Jaya, Irjen Pol Gatot Eddy Pramono mengunjungi Wihara Ekayana Arama atau Indonesia Buddhist Center di Kebon Jeruk, Jakarta Barat pada Minggu (19/5).

Dalam kunjungan itu, Kapolda Metro Jaya mengatakan Hari Raya Waisak salah satu momentum untuk kembali merajut persatuan bangsa yang sempat renggang karena perbedaan pilihan politik pada masa Pemilu 2019.

"Saat kempanye mungkin di antara kita yang ada disini punya perbedaan pilihan. Itu hal wajar dalam demokrasi. Tetap tentunya pencoblosan sudah selesai, mari kita bersatu kembali. Hari Raya Waisak mari kita jadikan momentum bersama,” kata Gatot Eddy Pramono dalam menghadiri perayaan waisak di Jakarta pada Minggu (19/5).

Gatot meminta seluruh pihak tidak mempermasalahkan perbedaan pilihan tersebut demi keutuhan bangsa dan negara. "Indonesia ditakdirkan sebagai negara yang berbeda-beda (agama), itu kekayaan kita semua, harus jadi kebanggaan kita. Mari kita cari persamaan yang ada di antara perbedaan yang ada untuk bangun negara ini," ucapnya.

Hal yang tak jauh berbeda dikatakan Menpan RB, Syafruddin, yang berpesan bahwa persatuan dan keberagaman harus terus dijaga oleh seluruh umat beragama di Indonesia.

"Karena kita ketahui bangsa Indonesia itu beragam budaya. Keragaman itu adalah sebuah simbiosis. Kebersamaan itu harus kita jaga betul,” kata Syafruddin.

Sementara Bendahara Umum DPP Sangha Agung Indonesia, Bhante Nyanagupta, mengatakan perayaan waisak oleh Indonesia Buddhist Center mengusung tema Mencintai Tanah Air Indonesia. tema itu sengaja dipilih untuk merekatkan kembali masyarakat pascapemilu yang dipandang telah mengakibatkan adanya friksi di masyarakat. 

“Kami mengambil tema Mencintai Tanah Air Indonesia karena kami melihat bahwa semangat cinta tanah air akan terus kita gaungkan karena kita melihat banyak terjadi friksi di masyarakat melakukan politik identitas sehingga melupakan kebhinekaan. Padahal, walau kita berbeda secara agama, pilihan politik tetapi kita adalah satu bangsa Indonesia," kata Bhante.

Sponsored

Lebih lanjut, Bhante mengajak masyarakat untuk menyudahi persaingan dan perseteruan politik. Menurutnya, lebih baik saling bekerja sama untuk mewujudkan semangat cinta tanah air.

Perayaan Hari Raya Waisak di Wihara Ekayana Arama dihadiri sekitar 10.000 umat Buddha dari berbagai wilayah. Ketua Ekayana Peduli, Husen Danavira selaku panitia mengatakan jumlah tersebut selalu naik tiap tahunnya. 

"Tahun kemarin itu ada sekitar 8 ribu umat.Tiap tahunnya yang datang itu emang meningkat," kata Husen.

Berita Lainnya
×
tekid