sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Karhutla di Pulau Rupat sebabkan kualitas udara di level bahaya

Upaya pemadaman terus dilakukan, termasuk dengan mengerahkan pesawat dan personel TNI.

Gema Trisna Yudha
Gema Trisna Yudha Senin, 25 Feb 2019 15:50 WIB
Karhutla di Pulau Rupat sebabkan kualitas udara di level bahaya

Kebakaran hutan dan lahan (karhutla) di Pulau Rupat, Bengkalis, Riau, telah membuat kualitas udara di wilayah tersebut berada di level berbahaya. Kondisi ini membuat kesehatan masyarakat, terutama anak-anak, menjadi terganggu.

Masyarakat setempat telah terpapar kabut asap dalam dua pekan terakhit. Hari ini, kabut asap telah membuat jarak pandang hanya 100 meter.

Camat Rupat, Hanafi, mengatakan korban kabut asap terdiri dari orang dewasa hingga bayi. Keluhan yang dirasakan hampir seragam, yaitu gangguan pernapasan.

"Puskesmas kita sudah menangani beberapa pasien yang mulai batuk-batuk, flu, akibat dampak asap," kata Hanafi saat dihubungi Senin (25/2).

Dia pun mengimbau agar masyarakat yang merasakan keluhan akibat kabut asap, segera melapor dan berobat ke Puskesmas terdekat. 

Selain mengganggu kesehatan, sejumlah aktivitas warga juga terganggu akibat kabut asap yang disebabkan karhutla. Sekolah Dasar (SD) di Desa Terkul, yang berada tak jauh dari lokasi karhutla, bahkan harus menghentikan aktivitas belajar dan mengajar.

"Sejauh ini yang terpantau meliburkan sekolah baru SD Negeri 02 Terkul, karena memang sekolah itu paling dekat dengan titik api dan berbahaya untuk anak-anak kita. Jarak pandang hari ini hanya 100 sampai 200 meter," kata Hanafi menjelaskan.

Bantuan kesehatan

Sponsored

Menurutnya, pemerintah telah melakukan sejumlah upaya untuk menghadapi kondisi ini. Hari ini, Dinas Kesehatan Bengkalis bersama dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) membagikan 2.600 masker kepada warga.

Pemerintah Provinsi Riau juga tengah menyiapkan bantuan masker dan obat-obatan untuk dikirim ke Pulau Rupat. Gubernur Riau Syamsuar mengatakan, bantuan kesehatan segera dikirim ke pulau terluar di pesisir Riau itu, agar gangguan kesehatan tidak semakin meluas dirasakan masyarakat.

"Kita segera kirim bantuan kesehatan dan masker. Saya sudah minta Pak Sekda untuk segera siapkan dan kirim ke sana," kata Syamsuar di Pekanbaru, Senin (25/2).

Menurut Hanafi, selain masker, bantuan yang sangat dibutuhkan masyarakat adalah tabung oksigen, untuk mengatasi korban yang mengalami sesak nafas. "Kita butuh itu, juga sebagai antisipasi ke depan jika ada warga yang sakit," katanya.

Upaya pemadaman

Sementara itu, upaya pemadaman karhutla terus dilakukan. Ratusan personel gabungan TNI, Polri, Manggala Agni, BPBD, serta masyarakat setempat, berjibaku melakukan pemadaman.

Kepala BPBD Bengkalis Tajul Moedris mengatakan, tim gabungan menggegas upaya pemadaman darat yang tersebar di tiga wilayah di Kecamatan Rupat. Sebanyak 100 prajurit Komando Strategi Angkatan Darat (Kostrad) turut diperbantukan ke Pulau Rupat.

BPBD Riau mencatat, luas lahan yang terbakar hingga hari ini mencapai 996 hektare. Angka ini mengalami peningkatan lebih dari 100 hektare dalam kurun waktu kurang dari sepekan. Bengkalis menjadi penyumbang titik panas terbanyak, dengan jumlah mencapai 742,5 hektare.

Hari ini, TNI Angkatan Udara juga mengerahkan satu unit pesawat Cassa 212 untuk membantu upaya pemadaman. Pesawat yang berasal dari Skadron Udara 4 Pangkalan Udara (Lanud) Abdurrahman Saleh, Malang, Jawa Timur, akan terlebih dahulu mendarat di Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Pekanbaru, Riau, sebelum melakukan upaya pemadaman.

"Sekarang sedang menuju ke Riau, hari ini akan tiba," kata Komandan Pangkalan Udara Roesmin Nurjadin, Marsekal Pertama Ronny Irianto Moningka di Pekanbaru, Senin (25/2).

Pesawat tersebut akan melakukan upaya pemadaman dengan melakukan modifikasi cuaca atau membuat hujan buatan. Menurutnya, Pulau Rupat menjadi fokus utama, karena kondisinya yang rawan akibat cuaca kering yang melanda wilayah pesisir Riau tersebut sejak awal Januari lalu.

"Hasil pengamatan TNI, wilayah itu cukup rawan Karhutla karena kemarau, selain adanya titik-titik api di sana yang masih ditanggulangi," ujarnya.

Selain pesawat Cassa, TNI AU juga mengerahkan dua unit Helikopter Super Puma untuk pengiriman pasukan ke lokasi titik api. Pengerahan aparat TNI, baik TNI AU maupun TNI AD, dilakukan setelah Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau langsung penanggulangan karhutla pada pekan lalu. 

Panglima TNI membawa misi khusus penanggulangan Karhutla atas permintaan Presiden Joko Widodo yang ingin Karhutla segera teratasi di Riau. (Ant)

Berita Lainnya
×
tekid