sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kasus norovirus seperti di China pernah ditemukan di Indonesia pada 2019

Norovirus menjadi penyebab utama terjadinya infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 19 Okt 2020 09:27 WIB
Kasus norovirus seperti di China pernah ditemukan di Indonesia pada 2019

Ketika urusan pandemi Covid-19 belum tuntas, kini China dikejutkan dengan penemuan banyak kasus Norovirus yang menyebabkan penderitanya diare dan muntah.

Guru Besar Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) Ari Fahrial Syam mengatakan, Norovirus sebenarnya bukanlah virus baru. Norovirus menjadi penyebab utama terjadinya infeksi usus akut (gastroenteritis) di seluruh dunia.

Namun, kata dia, norovirus telah ada di Indonesia sebagaimana dilaporkan Institute of Tropical Disease Universitas Airlangga di Journal of Medical Virology pada Mei 2020. Dalam jurnal internasional itu, dilaporkan bahwa dari 91 sampel feses yang diperiksa, ternyata 14 sampel atau 15,4% mengandung Norovirus.

Disebutkan, sampel penelitian di awal 2019 ini berasal dari rumah sakit di Kota Jambi. Selain itu, beberapa kasus Norovirus juga pernah dilaporkan dari beberapa kota di Indonesia.

Berbeda dengan virus SARS-Cov-2, norovirus ditularkan melalui makanan atau food borne. Jika seseorang makan masakan yang tercemar Norovirus, maka timbul gejala demam, nyeri perut, diare, mual, dan muntah.

“Gejala klinis ini juga muncul pada kejadian luar biasa (KLB) Norovirus yang terjadi di China tersebut tepatnya di Provinsi Shanxi (China Utara). Gejala klinis muncul akibat virus ini bisa terjadi dalam 24 jam setelah mengonsumsi makanan yang tercemar. Hal yang memang perlu diperhatikan adalah ketika jumlah KLB yang dilaporkan terus meningkat,” ujar Spesialis Penyakit Dalam Konsultan Gastroenterologi Hepatologi ini dalam keterangan tertulis, Senin (19/10).

Berdasarkan data Center for Disease Control and Prevention China, lebih dari 30 KLB sudah terjadi sejak September 2020-yang melibatkan 1.500 kasus yang umumnya dilaporkan ditularkan melalui kantin yang makanannya telah tercemar.

Norovirus biasanya bermula dari restoran yang makanannya tercemar, kemudian terjadi KLB akibat banyak pelanggan restoran terinfeksi.

Sponsored

“Tetap saja, keberadaan keracunan makanan karena Norovirus ini harus diwaspadai, sehingga jika terjadi KLB bahwa sisa makanan yang dicurigai, atau muntahan dan feses pasien yang menerima keracunan makanan tersebut harus dicek apakah Norovirus sebagai penyebabnya,” ucapnya.

Upaya mencegah KLB akibat Norovirus, adalah menjaga kualitas makanan yang disediakan restoran, kantin, atau rumah tangga. Di sisi lain, masyarakat tetap perlu rajin mencuci tangan menggunakan sabun.

Hingga saat ini, prinsip penanganan pasien yang terinfeksi Norovirus adalah memberikan obat penghilang gejala sakit dan mencegah terjadinya dehidrasi akibat muntah dan diare.

“Juga mengganti makanan dengan yang lebih lunak seperti bubur dan menghindari makan pedas dan berlemak,” tutur Ari.

Berita Lainnya
×
tekid