sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kekerasan seksual di kampus, BEM SI: Pelaku terbanyak dosen, ada juga eksibisionis

Setiap kampus memiliki pendekatan masing-masing dalam menyelesaikan kasus kekerasan seksual di lingkungannya.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Sabtu, 13 Nov 2021 13:36 WIB
Kekerasan seksual di kampus, BEM SI: Pelaku terbanyak dosen, ada juga eksibisionis

Forum Perempuan Badan Eksekutif Mahassiwa Seluruh Indonesia (BEM SI) menerima banyak laporan kekerasan seksual di berbagai kampus. Dosen menjadi pihak yang paling banyak diadukan sekalipun ada mahasiswa kepada temannya.

“Biasanya paling banyak dosen kepada mahasiswa yang akan melakukan bimbingan akhir skripsi. Kita dapati ceritanya,” ucap Koordinator Forum Perempuan BEM SI, Zakiah Darajat, dalam diskusi virtual, Sabtu (13/11).

Selain itu, ungkap dia, pelaku kekerasan seksual juga berasal dari luar kampus. Beberapa kasus yang dilaporkan menggambarkan pelakunya seorang eksibisionis. Eksibisionis adalah perilaku seksual menyimpang yang mendapatkan kepuasan dengan sengaja memperlihatkan alat kelamin di depan orang asing.

“Ada beberapa kasus [pelecehan seksual] yang ini orang luar yang masuk ke kampus, seperti perilaku menunjukkan kelamin tiba-tiba [di persimpangan-persimpangan kampus]. Seperti itu biasanya terjadi dari masyarakat sekitar kampus yang memang masuk ke kampus,” tuturnya.

Zakiah melanjutkan, setiap kampus memiliki pendekatan masing-masing dalam menyelesaikan kasus kekerasan seksual di lingkungannya. Ada yang bersikap tegas, lalu secara kekeluargaan dengan dalih menjaga nama baik institusi.

“Ada juga mungkin, kasus dibiarkan sampai lepas sendiri,” tutupnya.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, Nadiem Anwar Makarim, sebelumnya menganggap, kasus kekerasan seksual di kampus merupakan fenomena "gunung es". “Kita 'garuk-garuk' sedikit saja, fenomena kekerasan seksual ini sudah ada di semua kampus."

Dia pun bercerita, seorang mahasiswi yang mengalami kekerasan seksual saat bimbingan skripsi. Ketika masuk suatu ruangan, dosennya memegang tangannya dan memaksanya menyebut ‘saya cinta kamu’.

Sponsored

Pelaku, kata Nadiem, juga mencium korban secara paksa. Sejak saat itu, korban mencoba melaporkan kejadian yang menimpanya kepada teman dan warga kampus lainnya. Namun, semuanya malah memberikan berbagai macam ancaman.

“Bagaimana orang nanti melihat kamu? Kalau kamu tidak memiliki buktinya, bagaimana cara membuktikannya?" ucap Nadiem meniru pernyataan yang menyudutkan korban.

Korban pun depresi karena takut dan trauma terhadap dosen tersebut. Akhirnya, mahasiswi memutuskan meninggalkan pembelajarannya di kampus.

“Ini adalah satu dari puluhan ribu [kasus] bisa pun ratusan ribu kasus yang mengalami kekerasan seksual dalam berbagai macam bentuk,” jelasnya.

Berita Lainnya
×
tekid