sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Keluarga Hendri Alfred ungkap kejanggalan penangkapan

Keluarga bantah Hendri Alfred mliki riwayat asma.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 12 Agst 2020 14:50 WIB
Keluarga Hendri Alfred ungkap kejanggalan penangkapan

Akun Twitter @apasihkopat mengunggah postingan pengakuan keluarga tahanan Polres Barelang, Kepulauan Riau, bernama Hendri Alfred Bakary yang diduga tewas dianiaya aparat. Pihak keluarga menunjukkan sejumlah bukti berupa tubuh jenazah dibungkus menggunakan plastik dan lakban.

Perwakilan keluarga korban Christy Bakary mengatakan, banyak kejanggalan dalam penangkapan Hendri. Ia pun membantah keterangan Polres Barelang, bahwa Hendri memiliki riwayat penyakit asma.

“Ada intimidasi-intimidasi tidak wajar yang diterima keluarga (Hendri) disana,” ucapnya dalam keterangan pers virtual, Rabu (12/8).

Christy menceritakan, Hendri ditangkap hari Kamis (6/8) pada pukul 15.00 WIB. Istri Hendri, kata dia, hanya bisa melihat proses penangkapan dari kejauhan dan saat itu banyak warga berkerumun dan sempat terjadi keributan.

Kemudian, tutur dia, pada hari Jumat (7/8) pukul 15.00 WIB, petugas menggeledah rumahnya. “Tangan Hendri diborgol. Di rumah hanya ada anaknya yang berumur 13 tahun. Pukul 17.00 WIB., istrinya kembali ke rumah melihat suaminya ada bercak darah di baju putih yang dipakainya,” ungkap Christy.

Penggeledahan rumah, sambung dia, berlangsung hingga pukul 21.00 WIB, tanpa surat perintah dengan alasan Hendri menyimpan suatu barang bukti.

“Di rumah ternyata sama sekali tidak ada (barang bukti yang ditemukan). Lalu, Hendri dibawa pergi lagi. Kita tidak tahu kemana,” ujar Christy.

Keesokan harinya, lanjut Christy, pada 01.00 dini hari, Hendri digiring ke seorang rumah rekannya yang diduga menjadi tempat penyimpanan barang bukti.

Sponsored

“Saat itu, Hendri meminta minum. Begitu, tapi di rumah rekannya ini pun tidak ditemukan barang bukti sama sekali,” ucapnya.

Christy menyebut, Hendri sudah terlihat lemas dan tidak mampu berjalan dengan sempurna. Bahkan, untuk sekadar menegakkan kepala.

Belakangan diketahui, Hendri telah meninggal dunia pada hari Sabtu (8/8) pukul 07.11 WIB pagi. Ironisnya, pihak keluarga baru kasih tahu pada pukul 11.00 WIB.

“Setelah menunggu hingga Minggu (9/8) pukul 02.00 WIB malam, tanpa basa-basi keluarga dipertemukan dengan Hendri yang sudah meninggal dunia (di rumah sakit),” tutur Christy.

Tiba di rumah sakit Budi Kemuliaan, pihak keluarga terkejut dengan kondisi Hendri yang mengenaskan. Kepala jenazah terbungkus plastik dan lakban.

“Ketika ditanya mengapa kakak saya dibungkus, alasan Covid-19 begitu. Akhirnya, dibuka lah (kepala jenazah yang terbungkus) dengan maksud melihat muka terakhir Hendri. Nah, itu ternyata banyak luka lebam di mukanya,” ucapnya.

Pihak keluarga pun berinisiatif meminta otopsi. Namun, Christy menyebut sempat dihalang-halangi pihak kepolisian karena harus ada surat penyidikan dan persyaratan administrasi lainnya.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid