sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemendes PDTT dorong anak muda terjun ke sektor pertanian

Melalui kegiatan Duta Petani Muda, Kemendes PDTT berupaya membangun kesadaran anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian.

Tri Kurniawan
Tri Kurniawan Selasa, 15 Okt 2019 15:35 WIB
Kemendes PDTT dorong anak muda terjun ke sektor pertanian

Pertanian adalah masa depan Indonesia dan potensinya sangat melimpah. Apalagi pada saat ini, 82,77% penduduk desa menggantungkan sumber pendapatan dari sektor pertanian, untuk itu diperlukan kreativitas dan inovasi dalam meningkatkan sektor pertanian.

“Indonesia adalah Negara besar dengan potensi pertanian yang melimpah. Sebanyak 82,77% penduduk desa menggantungkan sumber pendapatannya dari sektor pertanian. Berbicara tentang inovasi dan pemanfaatan teknologi, erat kaitannya dengan pemuda sebagai subjek dan objek penerima perubahan. Oleh karena itu, melalui kegiatan Duta Petani Muda kami berupaya membangun kesadaran anak-anak muda untuk terjun di bidang pertanian,” ujar Direktur Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal Kementerian Desa Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi Samsul Widodo.

Samsul mengungkapkan, Kemendes PDTT terus berupaya meningkatkan partisipasi pemuda di sektor pertanian. Salah satunya melalui program Duta Petani Muda yang mempromosikan sektor pertanian bagi kaum muda di Indonesia.

“Kami menilai pertanian adalah masa depan Indonesia. Jika anak muda mau turun menggeluti sektor ini, kami yakin dunia pertanian di Indonesia akan kian bergairah,” katanya.

Sementara Direktur Pengembangan Sumber Daya dan Lingkungan Hidup Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Tertinggal (Ditjen PDT) Dwi Rudi Hartoyo mengatakan, Ditjen PDT berusaha meningkatkan sektor pertanian di daerah tertinggal, antara lain melalui program Duta Petani Muda.

“Duta Petani Muda adalah anak-anak muda yang mempunyai komitmen dan kemauan mengembangkan pertanian. Jangan sampai ketika menjadi Duta Petani Muda, tetapi tidak mau menjadi petani. Program ini sudah dua tahun, sekarang sudah masuk tahun ke tiga. Duta Petani Muda adalah relawan dan tidak digaji,” jelas Rudi.

Relawan dari Duta Petani Muda memiliki beberapa tugas seperti pendampingan smart farming atau pertanian berbasis digital. Diakui atau tidak, sektor pertanian berbasis digital harus diterapkan, untuk itu membutuhkan generasi milenial untuk menerapkannya, terutama di daerah tertinggal.

Hal penting dalam program Duta Petani Muda ini adalah, pelatihan intensif selama enam hari untuk meningkatkan kapasitas pengetahuan tentang bisnis, penambahan wawasan tentang tren dan sektor pertanian pangan, pengenalan aspek gender, dampak lingkungan dan sosial dari rantai nilai pertanian, serta pengembangan karakter kepemimpinan bagi petani muda.

Sponsored

Pelatihan dirancang dengan pendekatan pendidikan orang dewasa yang memadukan teori di kelas dan praktik. Kurikulum pelatihan dirancang untuk meningkatkan kepercayaan diri dan kualitas kepemimpinan, serta menghubungkan para petani muda dengan jaringan pendukung produksi pangan.

Program Duta Petani Muda mempromosikan sektor pertanian sekaligus menginspirasi anak muda menjadi petani, dan berkontribusi pada perkembangan daerah masing-masing melalui kerja sama dengan kelompok tani, organisasi pemuda dan sektor bisnis. 

Ditjen PDT masih membatasi jumlah Duta Petani Muda yang direkrut, yakni dua orang per kabupaten. Kendati sifatnya hanya relawan, tetapi untuk menjadi Duta Petani Muda tidaklah mudah. Ada tahapan dan seleksi yang harus dilalui. Tujuannya agar target meningkatkan pendapatan petani di daerah tertinggal bisa terealisasi.

Animo anak muda ingin menjadi Duta Petani Muda terbilang cukup besar. Selain membantu mensosialisasikan berbagai program Kemendes PDTT pada sektor pertanian, Duta Petani Muda juga akan menginformasikan perkembangan dari program yang sedang berjalan di masyarakat kepada Kemendes PDTT.

“Kami tidak mau setelah program selesai, ya sudah tidak ada kelanjutan lagi. Kami berharap Duta Petani Muda ikut memberikan informasi mengenai pelaksanaan program. Khususnya yang terkait dengan permasalahan yang dihadapi masyarakat dalam menjalankan program. Biasanya hal itu dilakukan pada berbagai forum. Jadi kami sengaja mengundang mereka untuk menjadi mediator dengan petani,” papar Rudi.

Berita Lainnya
×
tekid