sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenhub minta Traveloka mengubah tampilan aplikasi

Tujuannya agar konsumen atau pengguna jasa angkutan udara lebih mudah mengerti dan memahami langkah-langkah pemesanan tiket

Cantika Adinda Putri Noveria
Cantika Adinda Putri Noveria Jumat, 31 Mei 2019 15:49 WIB
Kemenhub minta Traveloka mengubah tampilan aplikasi

Kementerian Perhubungan memberikan ultimatum kepada Traveloka untuk memberikan informasi yang jelas terkait pemesanan dan pembelian tiket pesawat. Peringatan serupa juga ditujukan kepada seluruh online travel agent.

Direktur Angkutan Udara Kementerian Perhubungan Maria Kristi Endah mengatakan, salah satu yang menjadi perhatian pemerintah adalah tampilan aplikasi Traveloka. Kemenhub meminta Traveloka mengubah tampilannya.

Tujuannya, agar konsumen atau pengguna jasa angkutan udara lebih mudah mengerti dan memahami langkah-langkah pemesanan tiket dan terhindar dari pemesanan tiket dengan harga tinggi. 

“Traveloka harus menginformasikan jika tiket kelas ekonomi habis dan yang dijual adalah tiket kelas bisnis. Dengan begitu, konsumen bisa mempertimbangkan harga sebelum memesan dan membeli tiket,” ujar Kristi melalui siaran resminya, Jumat (31/5).

Selain kepada Traveloka, permintaan serupa ditujukan kepada seluruh online travel agent (OTA). Mereka harus memberikan informasi yang jelas kepada pengguna jasa angkutan udara terkait pemesanan dan pembelian tiket pesawat. 

Sementara kepada maskapai, Kristi menegaskan, agar hubungan dan tanggung jawab terhadap mitra penjualan dilakukan lebih instens. Di antaranya melalui kerja sama dan koordinasi yang baik. Tujuannya, jika terjadi kendala tidak ada yang saling dirugikan. 

“Pemerintah akan sesering mungkin berkoordinasi dengan maskapai, agar tidak ada lagi pemberitaan di media massa yang merugikan semua pihak,” jelasnya. 

Menanggapi itu, Head of Flight Business Transportation Traveloka Pintoko menjelaskan pihaknya menyetujui memperbaiki tampilan aplikasi dengan menambah detil informasi dalam pemesanan dan pembelian tiket pesawat. Perubahan tersebut, kata dia, membutuhkan waktu. 

Sponsored

“Untuk sementara kami akan mengedukasi konsumen dengan menampilkan infografis atau tayangan singkat terkait proses pembelian tiket dan tips mendapatkan tarif yang murah,” katanya. 

Senada dengan itu,  Ketua Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) Tulus Abadi mengatakan OTA, dalam hal ini Traveloka, telah menyesatkan konsumen karena menjual tiket Bandung-Medan seharga Rp21 juta. 

"Itu sama saja dari Jakarta mau ke Yogya, tetapi transit di Singapura dulu, lalu ke Jakarta lagi, baru ke Yogya. Aneh bin ajaib. Rute yang ditawarkan OTA tidak rasional, sengaja untuk menguras kantong konsumen," ujar Tulus secara terpisah.

Tiket kelas bisnis atau eksekutif pesawat memang tidak diatur oleh pemerintah. Pemerintah hanya mengatur harga tiket pesawat kelas ekonomi, menggunakan tarif batas atas (TBA) dan tarif batas bawah (TBB). 

Sementara kelas bisnis ditetukan oleh masing-masing badan usaha penerbangan, sesuai mekanisme pasar. Bagi maskapai udara, tiket kelas bisnis berfungsi untuk subsidi silang bagi kelas ekonomi yang dianggap masih merugi. 

"Kelas bisnis di pesawat hanya beberapa seat saja, sekitar sepuluh seat untuk sekelas pesawat Boeing 737 atau Air Bus 320 (narrow body). Maka pilihan yang rasional bagi konsumen adalah menggunakan kelas ekonomi saat naik pesawat. Itupun tarifnya sudah setinggi langit," ujar Tulus.

Oleh karena itu, Tulus mengimbau kepada Traveloka dan OTA untuk tidak membuat rute tujuan penerbangan yang membuat konsumen bingung dan geger. 

 

Berita Lainnya
×
tekid