sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Sebelum digunakan, Kemenkes bandingkan vaksin Nusantara dan vaksin Merah Putih

Jika memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam program vaksinasi, vaksin Nusantara akan tercantum dalam Permenkes Nomor 9860 tahun 2020.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Rabu, 17 Mar 2021 15:03 WIB
Sebelum digunakan, Kemenkes bandingkan vaksin Nusantara dan vaksin Merah Putih

Juru bicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes), Siti Nadia Tarmizi, menjawab, kemungkinan vaksin Nusantara masuk ke daftar vaksin Covid-19 yang akan digunakan dalam program vaksinasi. 

Menurut dia, jika memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam program vaksinasi, vaksin Nusantara akan tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan (Permenkes) Nomor 9860 tahun 2020 tentang penetapan jenis vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi Covid-19.

Dia menjelaskan, dengan membandingkan vaksin Nusantara dengan vaksin Merah Putih. "Jadi, mengenai vaksin Nusantara ya, kita tahu bahwa vaksin ini masih dalam proses pengembangan. Tentunya, vaksin yang akan kami gunakan kalau dilihat di Permenkes 9860/2020, vaksin Merah Putih belum (juga) masuk dalam Permenkes tersebut," ucapnya dalam diskusi Forum Alinea.id ‘Peta Jalan Menuju Herd Immunity’, Rabu (17/3).

Vaksin Nusantara juga perlu melewati tahapan uji klinis (I,II,III), sebelum dinyatakan memenuhi persyaratan untuk digunakan dalam pelaksanaan vaksinasi. Namun, kata dia, vaksin Nusantara juga masih perlu menunggu persetujuan Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan para ahli terkait.

Sebelumnya, Mantan Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengumumkan sedang mengembangkan vaksin Nusantara dengan menggandeng tim peneliti dari Laboratorium Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Kariadi Semarang, Universitas Diponegoro, dan Aivita Biomedical Corporation, Amerika Serikat.

Vaksin Nusantara diklaim dapat lebih lama memberi kekebalan pada tubuh, dibandingkan varian merek lainnya, karena menggunakan basis sel dendritik (metode vaksinasi dengan mengeluarkan sel darah tubuh penerima vaksin, kemudian dimasukkan kembali ke tubuh).

Menanggapi hal itu, ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono menilai, prosedur Vaksin Nusantara rumit, kompleks, dan beban biayanya mahal.

"Mengapa bikin vaksinasi yang tidak jelas (dengan vaksin Nusantara). (Vaksin Nusantara) itu satu orang, satu vaksin. Tiap orang yang mau vaksin diambil dulu darahnya. Itu kan hanya untuk terapi. Untuk pengobatan. Jadi, namanya vaksin terapi," ucapnya kepada Alinea.id, Jumat (19/2).

Sponsored

"Jadi, ada trik komersialisasi di sana (vaksin Nusantara satu orang untuk satu vaksin," sambungnya.

Berita Lainnya
×
tekid