sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes dorong percepatan penurunan stunting secara inklusif

Budi menambahkan, pihaknya hingga tahun depan tengah berproses untuk penyediaan USG Digital bagi seluruh puskesmas di Indonesia.

Gempita Surya
Gempita Surya Kamis, 06 Okt 2022 09:55 WIB
Kemenkes dorong percepatan penurunan stunting secara inklusif

Indonesia akan mengalami bonus demografi pada tahun 2030, di mana kualitas SDM akan sangat menentukan produktivitas dan tingkat ekonomi. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menilai, penanganan stunting di Indonesia harus dilaksanakan secara inklusif melalui intervensi yang tepat.

Berdasarkan Studi Status Gizi Balita Indonesia (SSGBI) 2019, satu dari empat anak Indonesia atau sekitar 27,67% mengalami stunting. Angka ini turun dari 37,2 % pada tahun 2013.

Kendati demikian, kondisi stunting di Indonesia saat ini masih membutuhkan percepatan, terlebih angka stunting diupayakan turun menjadi 14% pada 2024 sesuai amanat Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting.

“Sebagian besar stunting terjadi pada saat sebelum lahir. Maka intervensinya harus tepat,” kata Budi dalam keterangannya, dikutip Kamis (6/10).

Budi menjelaskan, upaya pencegahan dan penurunan angka stunting perlu intervensi seluruh pihak, mulai dari balita, masyarakat usia produktif, hingga ibu hamil. Sehingga, menurut Budi, dibutuhkan adanya gerakan nasional yang bersifat inklusif untuk menurunkan angka stunting.

Intervensi pertama untuk menangani stunting yakni melalui aksi bergizi, dengan program pengukuran HB dan pemberian tablet tambah darah untuk remaja putri.

Di antaranya dengan pemberian tablet tambah darah mingguan bagi remaja putri, aktivitas fisik, dan mengonsumsi makanan gizi seimbang. Tujuannya, untuk memastikan remaja putri sebelum hamil tidak kekurangan zat besi dan gizi. 

Lalu, upaya kedua yakni melalui pemeriksaan kehamilan kepada ibu hamil. Program ini dilakukan dengan pengukuran pemantauan perkembangan janin melalui USG, pemberian tablet tambah darah, serta pemberian makanan tambahan pada ibu hamil.

Sponsored

“Gizi dan zat besi pada ibu hamil harus tercukupi. Pemantauan perkembangan janin dengan pemeriksaan ibu hamil minimal 6 kali selama 9 bulan,” ujar Budi.

Adapun intervensi berikutnya yakni mengaktifkan pos pelayanan terpadu (posyandu) untuk pemeriksaan bayi baru lahir hingga balita, serta mengaktifkan bulan vaksinasi rutin.

Budi menambahkan, pihaknya hingga tahun depan tengah berproses untuk penyediaan USG Digital bagi seluruh puskesmas di Indonesia. Selain itu, juga menyediakan pemenuhan alat ukur Haemoglobin untuk sekolah SMP, SMA, serta Madrasah Aliah dan Tsanawiyah, mengaktifkan kembali Usaha Kesehatan Sekolah (UKS), dan memastikan penyediaan tablet tambah darah.

Berita Lainnya
×
tekid