sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes sudutkan media soal pemberitaan varian baru Corona

Varian teranyar SARS-CoV-2 kali pertama dideteksi di Inggris.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Jumat, 25 Des 2020 16:47 WIB
Kemenkes sudutkan media soal pemberitaan varian baru Corona

Wakil Menteri Kesehatan, Dante Saksono Harbuwono, menyalahkan media lantaran menyoroti varian baru Covid-19, yang pertama kala dideteksi di Inggris dan telah menyebar ke berbagai negara. Kilahnya, mengangkat tema positif jauh lebih urgen.

"Komunikasi yang positif itu lebih penting daripada kita mengangkat isu tentang mutasi (SARS-Cov-2) ini karena komunikasi positif dengan tidak menakut-nakuti orang, tetapi membuat orang itu care (peduli) terhadap 3M (menjaga jarak, mencuci tangan, dan memakai masker). Itu jauh lebih penting daripada mengangkat isu ini," tuturnya dalam telekonferensi, Jumat (25/12).

Pernyataan serupa disampaikan Menteri Kesehatan, Budi Gunadi Sadikin, pada kesempatan sama. "Teman-teman jangan terburu-buru kita menolak kebenaran berita ini atau menerima berita ini karena ini sifatnya teknis biologis."

Meski demikian, Kementerian Kesehatan (Kemenkes) segera membentuk tim untuk mempelajari jenis baru Covid-19 tersebut. Para ahli bakal dilibatkan.

Sponsored

Ahli epidemiologi dan biostatistik Universitas Indonesia (UI), Pandu Riono, sebelumnya mengatakan, perubahan materi virus secara teori meningkatkan kemampuan penularan. Namun, belum terbukti varian baru Covid-19 tersebut memicu gelombang kedua di Eropa, khususnya Inggris.

Penemuan varian baru Covid-19 masih di laboratorium, belum diketahui pengaruhnya terhadap tingkat populasi. Penularan SARS-CoV-2 dipengaruhi kemampuan virus dan perilaku penduduknya. Jika masyarakat konsisten memakai masker berkualitas dengan cara benar, diyakini takkan berpengaruh terhadap virus ganas sekalipun.

"(Varian baru Covid-19 memiliki) kemampuan menginfeksi lebih cepat. Jadi, yang saya khawatirkan kemampuan tubuh dalam melawan berkurang. Mungkin OTG-nya (orang tanpa gejala) berkurang atau ada (pasien Covid-19) yang bertambah berat (sakitnya), tetapi saya masih belum tahu itu," ujarnya kepada Alinea.id, Selasa (22/12).

Berita Lainnya
×
tekid