sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemenkes yakin vaksin AstraZeneca habis sebelum kedaluwarsa

Kementerian Kesehatan jawab kekhawatiran publik soal vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Selasa, 16 Mar 2021 18:50 WIB
Kemenkes yakin vaksin AstraZeneca habis sebelum kedaluwarsa

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengakui adanya penundaan distribusi vaksin Covid-19 AstraZeneca untuk sementara waktu demi memenuhi prinsip kehati-hatian. Penundaan juga dilakukan untuk proses pengecekan kualitas (quality control) untuk memastikan tak ada vial yang rusak, hingga kemasan dalam kondisi tidak baik. Di sisi lain, sebanyak 1,1 juta vaksin Covid-19 AstraZeneca akan kadaluwarsa akhir Mei 2021.

“Jangan menjadi kekhawatiran masyarakat ya, seperti yang tadi saya sampaikan, dengan kemampuan penyuntikan dosis kita per hari, 1,1 juta dosis itu sebenarnya waktu yang tidak terlalu lama untuk bisa kita selesaikan,” ucap Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi dalam konferensi pers virtual, Selasa (16/3).

“Kita cukup yakin dia (vaksin Covid-19 AstraZeneca) akan habis, bahkan sebelum masa simpannya di bulan Mei itu akan berakhir. Karena kan saat ini kemampuan penyuntikan kita sudah 300.000 lebih per hari. Kalau kemudian kita dalam populasi tertentu misalnya 200.000 saja per hari, akan selesai dalam 5 hari,” sambungnya.

Vaksin AstraZeneca ini, kata dia, bakal digunakan untuk penyuntikan dosis pertama saja. Sebab, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan rentang waktu optimal untuk dosis kedua AstraZeneca adalah 9-12 minggu kemudian. Selain itu, untuk prioritas penerima vaksin Covid-19 AstraZeneca, Kemenkes masih menunggu rekomendasi dari BPOM.

Pelaksanaan program vaksinasi pun akan dimulai setelah Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) dan Ahli Imunisasi Nasional (ITAGI) tuntas mengkaji efek samping dari penyuntikan vaksin AstraZeneca terkait isu pembekuan darah.

Ia menjelaskan, dari sekitar 17 juta orang yang telah divaksin AstraZeneca, hanya 40 kasus kejadian ikutan pasca imunisasi (KIPI) terkait penggumpalan darah. “Kasusnya sangat kecil,” tutur Nadia.

Berdasarkan investigasi European Medicines Agency (EMA) dan BPOM Inggris per 11 Maret, disebutkan tidak ada hubungan antara penggumpalan darah dengan penyuntikan vaksin Covid-19 AstraZeneca.

Sebelumnya, Juru bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan Covid-19 Wiku Adisasmito menyebut, pembekuan darah tidak ada dalam daftar efek samping vaksin AstraZeneca. Hal itu merujuk keterangan Badan Pengawas Obat Eropa (European Medicines Agency/EMA), yang menyebabkan tidak adanya indikasi vaksinasi AstraZeneca menyebabkan pembekuan darah.

Sponsored

Wiku memastikan vaksin Covid-19 AstraZeneca yang sudah ada di Indonesia aman digunakan. “Faktanya, lebih dari 10 juta vaksin AstraZeneca yang digunakan tidak menunjukkan peningkatan risiko emboli paru (penyumbatan pada pembuluh darah di paru-paru) ataupun trombosis vena (penggumpalan darah pada satu atau lebih pembuluh darah vena) dalam golongan usia, jenis kelamin dan golongan lainnya di negara-negara yang menggunakan vaksin Covid-19 AstraZeneca,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Jumat (12/3).

Berita Lainnya
×
tekid