sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kemhan siapkan strategi khusus ketahanan pangan

Kemhan bakal optimalkan lahan di Papua, Kalimantan, dan Sumatera

Fadli Mubarok
Fadli Mubarok Kamis, 18 Jun 2020 14:22 WIB
Kemhan siapkan strategi khusus ketahanan pangan

Belajar dari pandemi Covid-19, Kementrian Pertahanan (Kemhan) mencanangkan peningkatakan ketahanan pangan untuk mengantisipasi dampak buruk yang ditimbulkan virus tersebut.

Wakil Menteri Pertahan (Wamenhan), Sakti Wahyu Trenggono menjelaskan, pihaknya telah menyiasati strategi lahan khusus ketahanan pangan nasional. 

Mengutip kajian yang dilakukan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas), kata Trenggono, setidaknya ada 16,6 juta hektare kawasan hutan non-hutan layak dikonversi menjadi lahan pertanian produktif. Sebagian besar lahan ada di Papua, disusul Kalimantan, dan Sumatera.

"Kita ingin mengoptimalkan lahan ini agar tidak menjadi opportunity loss bagi negara. Rasionalisasi kawasan hutan adalah faktor penting bagi kelestarian pengelolaan hutan dan enjadi enabler untuk pembangunan nasional," ujar dia dalam sebuah webinar, Kamis (18/6).

Ia berharap, jika rencana pengadaan lahan pangan ini terealisasi bisa menyumbang sekitar 20% bagi cadangan pangan nasional di kedepan hari.

Trenggono memastikan skema ini hanya untuk ketahanan pangan, jadi kawasan yang dipilih tidak boleh berubah fungsi dari kawasan tanaman pangan yang akan dikembangkan.

Menurutnya, negara memang patut menyiapkan strategi ini lantaran tak ada jaminan Indonesia lepas dari serangan kembali pandemi di masa mendatang.

Pasalnya, WHO sendiri telah menyatakan virus baru akan terus bermunculan dalam kurun waktu tertentu.

Sponsored

"WHO menyatakan virus baru itu terus bermunculan. Jadi, seandainya pandemi Covid-19 ini usai, tak menjamin di masa depan wabah penyakit baru tak muncul. Oleh sebab itu, indikator ketahanan pangan negara harus ditingkatkan di masa depan untuk mengantisipasi serangan wabah penyakit berikutnya," kata Trenggono.

Ia menambahkan, jika pandemi terjadi yang berujung kepada krisis seperti sekarang, pangan menjadi salah satu sektor terbesar yang terkena dampak. Selain itu, ada sektor pekerjaan dimana muncul pengangguran karena kegiatan ekonomi dipaksa berhenti. Kemudian, ketahanan kesehatan.

Jika ketiga hal ini tak bisa dikelola dengan baik, maka bisa berpengaruh besar kepada ketahanan dan kedaulatan negara secara keseluruhan.

Oleh karena itu, kata dia, semua elemen bangsa perlu bekerjasama secara serius melawan ancaman pandemi agar ketahanan nasional dapat terjaga.

"Beberapa komoditi seperti beras dan gula itu perlu perhatian kondisi cadangannya. Di samping itu sekarang ada pergeseran dimana Indonesia pengonsumsi mie terbesar kedua di dunia. Ini membuat kita impor gandum tinggi, begitu juga kedelai," ujar Trenggono.

Lebih jauh, ia menganalogikan pandemi bak perang sehingga dibutuhkan peralatan tempur yang kuat untuk menghadapinya. Peralatannya yang dimaksud salah satunya cadangan pangan yang panjang.

"Sekarang itu di komoditas beras kita hanya kuat untuk 69 hari, bandingkan dengan India yang bisa setahun. Karena itu kami dari Kemhan sedang mengajukan satu model yang bisa meningkatkan ketahanan pangan nasional," pungkas dia.

Berita Lainnya
×
tekid