sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Kerugian bencana di Sulawesi Tengah capai Rp13,82 triliun

Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan. 

Hermansah
Hermansah Minggu, 21 Okt 2018 20:58 WIB
Kerugian bencana di Sulawesi Tengah capai Rp13,82 triliun

Dampak bencana selalu berpengaruh terhadap pembangunan. Capaian pembangunan yang dengan susah payah dibangun dan memerlukan waktu lama, tiba-tiba hancur seketika terjadi bencana. Apalagi jika kapasitas menghadapi bencana masih rendah, maka dipastikan dampak bencana akan besar, baik jumlah korban jiwa maupun kerugian ekonomi. Bencana dalam skala cukup besar langsung menyusutkan kapasitas produktif dalam skala besar yang berakibat pada kerugian finansial yang besar juga. Bahkan pertumbuhan pembangunan di wilayah terdampak bencana menjadi minus atau mengalami kemunduran dalam rentang waktu tertentu.

Begitu juga bencana gempabumi, tsunami dan likuifaksi yang melanda empat daerah di Sulawesi Tengah yaitu Kota Palu, Kabupaten Donggala, Sigi dan Parigi Moutong yang terdampak langsung oleh bencana. Dampak bencana hingga Minggu (21/10/2018) pukul 13.00 WIB, tercatat 2.256 orang meninggal dunia. Sebarannya di Kota Palu 1.703 orang meninggal dunia, Donggala 171 orang, Sigi 366 orang, Parigi Moutong 15 orang dan Pasangkayu 1 orang.  Semua korban sudah dimakamkan. "Sebanyak 1.309 orang hilang, 4.612 orang luka-luka dan 223.751 orang mengungsi di 122 titik," terang Kepala Pusat Data Informasi dan Humas BNPB Sutopo Purwo Nugroho.

Banyak bangunan dan infrastruktur yang hancur akibat bencana. Kerusakan meliputi 68.451 unit rumah, 327 unit rumah ibadah, 265 unit sekolah, perkantoran 78 unit, toko 362 unit, jalan 168 titik retak, jembatan 7 unit dan sebagainya. Data tersebut adalah data sementara, yang akan bertambah seiring pendataan yang terus dilakukan.

Tim Rehabilitasi dan Rekonstruksi BNPB terus melakukan pendataan dan melakukan kaji cepat untuk menghitung dampak bencana. Hasil perhitungan sementara terhadap kerugian dan kerusakan akibat bencana berdasarkan data per 20/10/2018, mencapai lebih dari Rp13,82 triliun. Diperkirakan dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini akan bertambah, mengingat data yang digunakan adalah data sementara.

Dari Rp13,82 triliun dampak ekonomi akibat bencana tersebut, kerugian mencapai Rp1,99 triliun dan kerusakan mencapai Rp11,83 triliun. Dampak kerugian dan kerusakan akibat bencana ini meliputi 5 sektor pembangunan yaitu kerugian dan kerusakan di sektor permukiman mencapai Rp7,95 triliun, sektor infrastruktur Rp701,8 miliar, sektor ekonomi produktif Rp1,66 triliun, sektor sosial Rp3,13 triliun, dan lintas sektor mencapai Rp378 miliar.

Dampak kerugian dan kerusakan di sektor permukiman adalah paling besar karena luas dan masifnya dampak bencana. Hampir sepanjang pantai di Teluk Palu bangunan rata tanah dan rusak berat. Terjangan tsunami dengan ketinggian antara 2,2 hingga 11,3 meter dengan landaan terjauh mencapai hampir 0,5 km telah menghancurkan permukiman disana. Begitu juga adanya amblesan dan pengangkatan permukiman di Balaroa. Likuifaksi yang menenggelamkan permukiman di Petobo, Jono Oge dan Sibalaya telah menyebabkan ribuan rumah hilang.

Berdasarkan sebaran wilayah, maka kerugian dan kerusakan di Kota Palu mencapai Rp 7,63 trilyun, Kabupaten Sigi Rp4,29 triliun, Donggala Rp1,61 triliun dan Parigi Moutong mencapai Rp393 miliar. Kebutuhan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi pascabencana belum dilakukan perhitungan. 

Diperkirakan untuk membangun kembali daerah terdampak bencana nantinya pada saat periode rehabilitasi dan rekonstruksi akan memerlukan anggaran lebih dari Rp10 triliun. Tentu ini bukan tugas yang mudah dan ringan, namun Pemerintah dan Pemda akan siap membangun kembali nantinya. Tentu membangun yang lebih baik dan aman sesuai prinsip build back better and safer.
 

Sponsored
Berita Lainnya
×
tekid