sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Ketua RT: Tak ada ambulans jemput jenazah dari lokasi penembakan

Ketua RT mengaku peristiwa penembakan di rumah Ferdy Sambo diketahui dari media massa.

Immanuel Christian
Immanuel Christian Rabu, 13 Jul 2022 17:20 WIB
Ketua RT: Tak ada ambulans jemput jenazah dari lokasi penembakan

Ketua RT 05/01 Komplek Polri Duren Tiga, Jakarta Selatan, Irjen (Purn.) Seno Sukarto (84) mengaku tidak tahu-menahu atas proses penjemputan jenazah Brigadir J dari rumah Kepala Divisi Profesi dan Pengamanan (Kadiv Propam) Polri Irjen Ferdy Sambo. Informasi ini justru diketahuinya dari satuan pengamanan (satpam) yang bertugas di kompleks perumahaan Polri saat itu.

Seno mengatakan, tidak ada proses pengangkutan atau kedatangan ambulans ke rumah Ferdy Sambo. Ketidaktahuan ini semakin menambah kebingungan dalam dirinya. Sebab, pada Jumat (8/7) lalu, terjadi baku tembak antar anggota polisi di rumah Ferdy Sambo yang berujung meninggalnya Brigadir J. Brigadir ini meninggal oleh timah panas yang dilesakan dari senjara Bharada E. 

"Saya tanya satpam. 'Ada ambulans apa engga?' Dijawab, 'Gak nampak Pak'. Jadi, saya gak tahu diangkut pakai apa (jenazah Brigadir J)," kata Seno saat ditemui di kediamannya, Rabu (13/7).

Ketidaktahuan Seno semakin menjadi-jadi. Sebab, Closed Circuit Television (CCTV) yang dianggap dapat memonitor situasi lingkungan di sekitar lokasi kejadian justru tidak bersaksi banyak. 

"Kalau CCTV di luar ini masih aktif. Nah, saya gak tahu kalau yang di dalam, bukan CCTV yang dekat rumah Pak Sambo, tapi yang di deket pos (satpam) diganti hari Sabtu (9/7)," tuturnya. 

Seno menuturkan, banyak anggota polisi ke lokasi pascakejadian itu. Mereka diduga anggota Ferdy Sambo.

"Yang datang rata rata anggotanya beliau. Katanya satpam," ujar Seno.

Mantan Asrena Polri ini menyebut, suara tembakan yang ada memang layaknya mirip bunyi petasan. Apalagi, kata Seno, ia kerap memberikan kembang api ataupun petasan untuk dinyalakan warga dan meramaikan lingkungannya.

Sponsored

Kejadian tersebut tidak berlangsung lama. Saat itu, suasana Iduladha versi Muhammadiyah yang berlebaran kurban tanggal 9 Juli 2022. Karena itu, Seno tidak memberi perhatian ke sana. Suara seperti petasan terjadi beberapa kali. Diduga lokasi kejadian di dalam rumah.

Kejadian yang berlangsung di lingkungannya itu baru diketahui dari pemberitaan media massa. Persisnya, pada Senin (11/7), Seno baru mengetahui kejadian tersebut.

Situasi di lingkungan rumah Seno memang terkenal sebagai perumahan damai nan tenang. Rumah-rumah melebar dengan berbagai gaya khas modern dengan pekarangan luas.

Lokasi rumah yang ditempati Ferdy Sambo berada dalam kisaran 200 meter dari gapura depan komplek. Tumbuhan berantai menghiasi tembok dan menjadi warna dinding yang baru.

Di depan rumah Ferdy Sambo terdapat titik pertigaan jalan yang menghubungkan rumah dengan tetangga lain dan lapangan olahraga, serta pos satpam.

Lapangan olahraga dan pos satpam berada dalam satu pagar. Lokasi ini kerap menjadi tempat berkumpul para warga bersama Seno untuk berbincang. Akhir-akhir baru digunakan untuk penampungan sementara kambing serta sapi saat Iduladha.

Seno mengaku mengenal Sambo sejak lama. Sebelum Sambo menjadi jenderal bintang dua seperti sekarang, keduanya sering berbincang dan berkumpul di lapangan tersebut.

Kini tidak hanya tidak bertemu, bahkan rumahnya pun jarang ditempati oleh keluarga Sambo. Sopir-sopir Sambo yang akhirnya menempati rumah tersebut.

"Dulu waktu masih dia belum jenderal kan rumahnya di sana. Sering kadang-kadang di pos, saya sering di pos. Apalagi kalau malam minggu, termasuk Pak Sambo juga saya ajak (ngumpul). Tapi setelah jadi jenderal dan di Propam mungkin karena kesibukan gak pernah ketemu lagi," ucap Seno.

Seno juga mengaku kesal dengan proses penyidikan yang dilakukan para juniornya di Korps Bhayangkara. Mereka dianggap tidak memiliki sopan santun untuk melakukan penyelidikan di sana.

Para penyidik tidak menyampaikan izin permisi untuk melakukan penyidikan kasus tersebut. Bahkan, laporan kegiatan sama sekali tidak diketahuinya. Ia baru mengetahui dari satpam dan berita di media massa.

"Saya gak pernah ketemu. Terus terang saja saya kesel, saya dianggap apa sih. Kulo nuwun gitu, saya ini jenderal loh meskipun RT, memerintahkan satpam seenaknya saja. Sampai saat ini gak ada laporan sama sekali dari kepolisian, bahkan olah TKP (tempat kejadian perkara) kemarin sama hari ini," kata Seno menyesalkan.

Berita Lainnya
×
tekid