sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Komnas HAM dalami dugaan gas air mata kedaluwarsa di tragedi Kanjuruhan

Komnas HAM bertemu dengan salah seorang korban yang terkena efek dari gas air mata, yang berdampak terhadap penglihatan korban.

Gempita Surya
Gempita Surya Senin, 10 Okt 2022 16:14 WIB
Komnas HAM dalami dugaan gas air mata kedaluwarsa di tragedi Kanjuruhan

Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM) menemukan informasi terkait gas air mata kedaluwarsa yang ditembakkan aparat saat tragedi Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur. Komisioner Komnas HAM Choirul Anam mengatakan, pihaknya tengah melakukan pendalaman terkait temuan tersebut.

"Soal (gas air mata) kedaluwarsa itu informasinya memang kita dapatkan, tetapi memang perlu pendalaman," kata Anam dalam keterangannya, Senin (10/10).

Anam menuturkan, salah satu hal yang penting untuk dilihat dari temuan tersebut adalah dinamika di lapangan. Disebutkannya, gas air mata menyebabkan kepanikan massa sehingga menimbulkan jatuhnya korban jiwa.

"Pemicu utama adalah memang gas air mata yang menimbulkan kepanikan, sehingga banyak suporter atau Aremania yang turun berebut untuk masuk (ke) pintu ke luar, berdesak-desakan dengan mata yang sakit, dada yang sesak, susah nafas, dan sebagainya," ujarnya.

Terlebih, imbuh Anam, pintu yang terbuka juga merupakan pintu kecil. Sehingga, massa yang hendak ke luar harus berhimpit-himpitan sepanjang hari dan hal itu yang disinyalir menyebabkan kematian.

"Jadi eskalasi yang harusnya sudah terkendali kalau kita lihat dengan cermat, terkendali sebenarnya. Itu terkendali, tetapi semakin memanas ketika ada gas air mata. Nah gas air mata inilah yang penyebab utama adanya kematian bagi sejumlah korban," papar Anam.

Sebelumnya, dalam penyelidikannya, Komnas HAM memperoleh informasi dari berbagai pihak soal peristiwa yang terjadi pada Sabtu (1/10) malam. Salah satunya, keterangan terkait kondisi fisik korban yang menunjukkan kurang lebih menjadi potensi penyebab kematian.

"Pertama adalah kondisi jenazahnya banyak yang mukanya biru. Ini yang menunjukkan kemungkinan besar karena kekurangan oksigen, karena juga gas air mata," kata Anam dalam keterangan video, Rabu (5/10).

Sponsored

Anam menuturkan, pihaknya juga memperoleh informasi soal kondisi korban luka-luka. Ada korban yang mengalami patah kaki, patah rahang, memar, dan lain sebagainya.

Selain itu, ia juga bertemu dengan salah seorang korban yang terkena efek dari gas air mata, yang berdampak terhadap penglihatan korban.

"Bahkan kami bertemu dengan salah satu korban, itu peristiwanya Sabtu. Senin (3/10) bertemu kami. Senin baru bisa melihat. Matanya sakit kalau dibuka. Dadanya juga perih, sesak napas, tenggorokannya perih. Itu beberapa contoh informasi yang kami dapat," ujar Anam.

Dalam penyelidikannya, Komnas HAM bertemu dengan berbagai pihak, di antaranya beberapa kelompok Aremania di Kota Malang, Kabupaten Malang, dan juga beberapa tempat yang lain.

Kemudian, lanjut Anam, pihaknya juga sudah bertemu untuk berdialog langsung dengan keluarga korban, baik di rumah maupun di rumah sakit untuk korban yang mengalami luka. Selain itu, Komnas HAM juga bertemu dengan pihak manajemen Arema untuk mengetahui kejadian sebenarnya.

Berita Lainnya
×
tekid