sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Korban meninggal tenggelamnya KM Arim Jaya mencapai 18 orang

Tim SAR masih melakukan pencarian korban yang tenggelam di antara perairan Giliyang dan Sapudi.

Adi Suprayitno
Adi Suprayitno Selasa, 18 Jun 2019 20:45 WIB
Korban meninggal tenggelamnya KM Arim Jaya mencapai 18 orang

Korban tewas akibat tenggelamnya Kapal Motor (KM) Arim Jaya di Perairan Giliyang, Sumenep Madura sudah mencapai 18 orang. Jumlah ini bertambah seiring ditemukannya satu penumpang yang meninggal di perairan pada Selasa 18 Juni 2019 sore. Sebelumnya tim SAR hanya menemukan 17 korban meninggal dunia.

Kepala BPBD Sumenep, Abdul Rahman Riadi mengaku tim SAR masih melakukan pencarian korban yang tenggelam di antara perairan Giliyang dan Sapudi. Dalam pencarian tersebut Tim SAR menemukan jenazah atas nama Adam.

Abdul mencatat KM Arim Jaya ditumpangi 61 orang. Korban meninggal dunia dan sudah teridentifikasi mencapai 18 orang, empat penumpang belum ditemukan, sementara sisanya selamat. Empat penumpang yang belum ditemukan adalah Siratul Ilma, Ahmad Reihan, Putri dan satu lagi belum diketahui identitasnya. 

"Tim SAR sementara menghentikan pencarian. Ombak laut terlalu tinggi hingga mencapai tiga meter. Kami akan kesulitan untuk mencarinya," katanya, dikonfirmasi, Selasa 18 Juni 2019.

Korban mayoritas ditemukan di dalam kapal yang sudah terbalik saat tenggelam. Korban terperangkap sehingga susah ke luar. Itulah sebabnya jenazah korban ada yang mengapung dan terperangkap kapal terbalik.

Riadi mengungkapkan tim gabungan dari SAR, BPBD, Koramil dan kepolisian akan terus melakukan pencarian. Semua korban diharapkan bisa ditemukan pada empat hari ke depan .

Sementara Kepala Dishub Jatim Fattah Jasin mengungkapkan kapal yang ditumpangi penumpang tersebut sebenarnya tidak berizin. Masyarakat sering menyeberang langsung tanpa melalui pelabuhan resmi. Seperti halnya pelabuhan Gowa-gowa yang dikelola oleh desa dan masyarakat.

"Itu pelabuhan tikus dan tidak resmi. Kapal kayu, atau kapal penumpang itu bukan persetujuan dari pemerintah. Jadi itu pelabuhan yang dikelola oleh desa, kecamatan, dan masyarakat," tuturnya.

Sponsored

Pemerintah telah membangun pelabuhan penyeberangan yang terletak di Raas. Pengelolaan pelabuhan menjadi wewenang kantor Syahbandar di bawah Kementerian Perhubungan.

Sementara Kepolisian Daerah Jawa Timur menyatakan petugas mencari korban kecelakaan KM Arim Jaya hanya berdasarkan keterangan penumpang yang selamat karena kapal yang tenggelam di perairan Sumenep pada Senin (17/6) itu tidak dilengkapi manifes menurut keterangan otoritas berwenang.

"Saksi-saksi dan otoritas berwenang menyatakan tidak ada manifes kapal, data penumpang. Petugas mencari hanya bermodalkan keterangan saksi selamat. Sekarang 61 penumpang yang terdata (ada di kapal) berdasarkan saksi-saksi di kapal, termasuk nakhoda," kata Kepala Bidang Humas Kepolisian Daerah Jawa Timur Kombes Pol Frans Barung Mangera di Surabaya, Selasa

Polisi sudah memeriksa nakhoda kapal tersebut, yang mengaku tidak tahu pasti jumlah penumpang kapalnya.

"Nakhoda sudah bisa dimintai keterangan. Tapi dia mengaku tidak tahu karena berdalih hanya mengoperasikan kapal," kata Frans Barung Mangera.

Sementara jumlah penumpang kapal yang selamat menurut data kepolisian 39 orang, sebagian besar masih menjalani perawatan di Puskesmas Dungkek dan RSUD Sumenep. Lima penumpang kapal yang lain belum ditemukan menurut polisi.

Kepolisian Daerah Jawa Timur belum mulai menyelidiki penyebab kecelakaan kapal tersebut, masih fokus mencari, mengevakuasi, dan mendata penumpang kapal.

"Belum masuk investigasi penyebab. Kami memastikan dulu data yang meninggal, selamat dan hilang karena memang datanya masih simpang siur," kata Frans Barung Mangera.

KM Arim Jaya diketahui berangkat dari Pulau Guwa Guwa, Kecamatan Raas, Kabupaten Sumenep, Senin sekitar pukul 07.00 WIB pagi dengan tujuan Pelabuhan Kalianget Sumenep. Kapal kayu tiga GT itu dilaporkan terguling setelah kena hantaman ombak. (Ant)
 

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid