sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lion Air bantah JT 610 delay

Semua berjalan normal karena pesawat tersebut baru dibeli pada 31 Juli 2018 dan dioperasikan pada 15 Agustus 2018

Soraya Novika Dimeitri Marilyn
Soraya Novika | Dimeitri Marilyn Senin, 29 Okt 2018 18:02 WIB
Lion Air bantah JT 610 delay

Lion Air membantah tudingan terkait informasi delay dan reparasi mesin pesawat pada pesawat Lion Air JT 610  yang jatuh di perairan Laya Tanjung Bumi Karawang, Jawa Barat pihak.

"Tidak ada delay karena akan memperbaiki pesawat JT 610. Semua berjalan normal karena pesawat tersebut baru dibeli pada 31 Juli 2018 dan dioperasikan pada 15 Agustus 2018. Pesawat ini termasuk baru," kata President and CEO Lion Air Group Edward Sirait ketika diwawancarai Metro TV, Senin, (29/10).

Edward kemudian menuturkan, hilangnya kontak pesawat JT 610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang akan take off pada pukul 06.20 WIB. Jadwal take off tersebut sesuai saat pesawat akan lepas landas di udara. 

Setelah itu, pihak AirNav dan otoritas Bandara Soekarno Hatta sempat mendapatkan kabar dari pilot Kapten Bhavye Suneja dengan copilot Harvino mengenai adanya masalah terhadap pesawat. Namun informasi ini dari konfirmasi Edward belum bisa dipastikan kebenarannya. Sebab, belum ada laporan tertulis berita acara permintaan pilot akan landing mendadak.

"JT 610 rute Cengkareng-Pangkal Pinang sudah dijadwalkan pada pukul 06.20 WIB. Sempat menghilang. Katanya ada gangguan saat di udara. Kemudian kehilangan kontak. Sampai Pukul 09.30 WIB ada informasi di sekitar perairan Kerawang," ujar Edward.

Hal yang sama juga dituturkan oleh Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi. Budi Karya Sumadi meyakinkan tidak ada faktor delay dan reparasi pesawat JT 610 yang dia terima. 

"Saya sudah mencegar semuanya dari laporan tim kami di sana. Dari orotitas Bandara Soetta, AirNav juga katanya pesawat ini baru. Tidak pernah direparasi. Semua baik-baik saja. Jadi tidak ada delay," kata Menteri Perhubungan Budi Karya Sumadi.

Sementara salah seorang anggota keluarga korban pesawat Lion Air JT 601 rute Jakarta-Pangkalpinang yang jatuh di perairan Karawang, berharap agar proses pencarian dan penyelamatan bisa dijalankan secara cepat cepat.

Sponsored

"Saya dan keluarga tentunya berharap mudah-mudahan seluruh penumpang bisa segera diselamatkan, proses pencarian serpihan pesawat maupun blackboxnya bisa dipercepat. Bila benar pesawat karam di laut, semoga masih ada udara bagi para penumpang, sehingga mudah-mudahan masih bisa diselamatkan saat ditemukan," ujar Mansur Wahab, keluarga dari korban bernama Hariya Kusuma di depan posko terpadu Bandara Soekarno Hatta, Cengkareng, Tangerang, Banten, Senin (29/10).

Dengan suara parau dan wajah sendu, dia memohon dukungan dan doa dapat dipanjatkan sebanyak-banyaknya oleh seluruh masyarakat Indonesia demi keselamatan seluruh penumpang.

"Saya mohon bantu doa semuanya ya," tutupnya sambil melangkah pergi meninggalkan bandara.

Kebanyakan dari keluarga korban datang dengan mata merah, mencoba tegar sambil menyapu air matanya dengan segenggam tissue di tangan. Keluar posko terpadu pun tampak muram serta enggan memberi banyak komentar ketika dihadang wartawan.

Para keluarga korban yang telah menghampiri Posko Terpadu Bandara Soeta tidak langsung balik ke rumahnya masing-masing. Mereka harus lebih dulu ke Bandara Halim Perdana Kusuma, Jakarta Timur untuk konfirmasi manifes lebih lanjut.

Setidaknya, demikian yang dibenarkan oleh Mansur Wahab.

"Saya diarahkan ke Bandara Halim dulu sekarang, katanya di sana akan dijelaskan lebih rinci," tambahnya.

Pesawat yang hilang kontak sejak pukul 06.31 WIB ini diketahui membawa sebanyak 178 penumpang dewasa, satu penumpang anak, dan dua lainnya balita atau bayi dengan 2 Pilot dan 5 FA. 

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara Kemenhub saat ini tengah berkoordinasi dengan Basarnas, Lion Air selaku operator dan Direktorat Jenderal Perhubungan Laut, Perum LPPNPI untuk melakukan kegiatan pencarian dan penyelamatan terhadap pesawat JT 610.
 

Berita Lainnya
×
tekid