sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Lonjakan kasus Covid-19 di DIY didominasi PPDP Bantul

DIY memecahkan rekor laporan harian dengan 28 kasus pada Selasa, 22 Juli.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Rabu, 22 Jul 2020 19:44 WIB
Lonjakan kasus Covid-19 di DIY didominasi PPDP Bantul

Pemerintah Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (Pemprov DIY) menilai, beberapa faktor menyebabkan kasus positif coronavirus baru (Covid-19) di wilayahnya melonjak signifikan pada Selasa (21/7). Saat itu, jumlah pasien yang terpapar mencapai 28 orang dan memecahkan rekor laporan harian.

Pertama, ungkap Sekretaris Daerah DIY, R. Kadarmanta Baskara Aji, adanya kasus Petugas Pemutakhiran Data Pemilih (PPDP) rekrutan Komisi Pemilihan Umum (KPU) Bantul. Kemudian, peningkatan jumlah pengetesan. 

"Kondisi saat ini kita tidak pernah tahu. Saya tidak bosan mengingatkan masyarakat untuk jangan lalai, tetap jaga jarak meskipun dengan orang yang sudah sangat kita kenal, patuhi protokol, dan jangan menyepelekan hal-hal kecil yang bisa dilakukan untuk mencegah penularan Covid-19," ujarnya di Gandhok Kiwo, Kompleks Kepatihan, Kota Yogyakarta, Rabu (22/7). 

Dirinya pun menyebut, lonjakan tersebut menjadi salah satu konsekuensi dari upaya melonggarkan aktivitas di DIY, khususnya bidang ekonomi. Pasalnya, sejumlah kegiatan mengharuskan seseorang bepergian ke daerah lain, seperti pariwisata.

"Memang sangat sulit bagi kita untuk memilih antara kesehatan dan ekonomi karena keduanya saling mendukung. Keduanya adalah prioritas. Untuk itu, kita sedang mengupayakan bagaimana kedua aspek ini bisa kita capai tanpa mengalahkan salah satunya," klaim Aji.

Untuk mengantisipasi lonjakan kasus yang tidak diprediksikan asalnya, Pemprov DIY menyiapkan beragam upaya antisipasi. Tes massal, misalnya, diprioritaskan yang berhubungan dengan hasil penelusuran kontak (contact tracing). Lalu, membatasi jumlah wisatawan.

Juru bicara DIY untuk Penanganan Covid-19, drh. Berty Murtiningsih, menambahkan, penambahan 28 kasus itu didominasi penularan di Bantul. Namun, diklaim tak serta merta menetapkan PPDP menjadi klaster dengan dalih ada beberapa langkah yang harus dilakukan.

Apalagi, lanjutnya, lebih dari 80% kasus positif merupakan orang tanpa gejala (OTG)–kini disebut kasus konfirmasi tanpa gejala (asimptomatik). Kelompok ini dianggap jauh lebih berbahaya daripada yang terkonfirmasi positif dengan gejala.

Sponsored

"Masyarakat kita yang OTG itu banyak. Maka, kita harus memprediksi dan melakukan proteksi pada kelompok-kelompok ini. Kita tidak tahu kondisi mereka. Oleh karena itu, contact tracing tetap kita lakukan, salah satunya untuk mendapatkan OTG," paparnya.

Pemeriksaan akan diintensifkan di seluruh kabupaten/kota agar jangkauan meluas. Dirinya mengingatkan, peningkatan pemeriksaan bakal mengakibatkan naiknya jumlah kasus positif. 

"Kita maksimalkan juga in-depth interview kepada mereka yang masuk dalam contact tracing. Juga masyarakat yang memang berpotensi," imbuhnya, menyadur situs web Pemprov DIY.

Bagi masyarakat yang masuk dalam pelacakan dan asimptomatik tetap akan menjalani tes usap (swab). Jika hasilnya positif, mereka diminta dirawat di rumah sakit (RS) rujukan hingga dinyatakan negatif.

Berdasarkan data Kementerian Kesehatan (Kemenkes), terkonfirmasi 486 kasus positif Covid-19 di DIY hingga 22 Juli, pukul 12.00, atau melonjak 21 kasus dalam sehari terakhir. Dari jumlah itu, 331 pasien sembuh, 14 meninggal, dan sisanya masih dirawat.

Berita Lainnya
×
tekid