sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mahfud MD sebut Kapolri serius lakukan reformasi kepolisian

Sedikitnya ada 3 kasus yang mencoreng reputasi Polri, di antaranya tragedi Kanjuruhan, pembunuhan Brigadir J, dan pati penjual narkoba.

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Minggu, 16 Okt 2022 06:44 WIB
Mahfud MD sebut Kapolri serius lakukan reformasi kepolisian

Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam), Mahfud MD, menilai, Polri serius melakukan reformasi lantaran berani menindak seorang perwira tingginya (pati), Irjen Teddy Minahasa Putra.

"Semuanya yang terjadi ini justru merupakan langkah-langkah ketegasan Polri untuk mereformasi diri," katanya dalam rekaman video, Sabtu (16/10).

Teddy Minahasa sebelumnya ditetapkan sebagai tersangka kasus narkotika karena menjual sabu-sabu 5 kg. Hal tersebut membuat Kapolri, Jenderal Listyo Sigit Prabowo, menganulir keputusannya mengangkat Teddy sebagai Kapolda Jawa Timur (Jatim).

Teddy pun dimutasi menjadi Pati Pelayanan Markas (Yanma) Polri. "Korps Bhayangkara" juga melakukan penempatan khusus (patsus) eks Kapolda Banten ini.

Institusi Polri juga sempat menjadi sorotan publik seiring munculnya kasus pembunuhan Brigadi Yosua atau Brigadir J dan perintangan penyidikannya (obstruction of justice). Pangkalnya, mengindikasikan kesewenang-wenangan para anggotanya. 

Sedikitnya ada 9 personel kepolisian yang terlibat dalam kasus tersebut, salah satunya termasuk perkara perintangan penyidikan (obstruction of justice). Bahkan, puluhan anggota juga disebut melanggar kode etik.

Kinerja Polri kembali disorot dalam penanganan pascalaga Arema FC kontra Persebaya Surabaya, 1 Oktober silam. Penggunaan kekuatan berlebih, termasuk penembakan gas air mata, memicu terjadinya tragedi Kanjuruhan, yang menewaskan 132 orang dan melukai lebih dari 500 penonton.

Dalam perkembangannya, 3 personel Polri telah ditetapkan sebagai tersangka. Sebanyak 20 anggota juga disinyalir melanggar kode etik.

Sponsored

Menurut Mahfud, kritik publik terhadap Polri seiring munculnya kasus-kasus tersebut. "Akan tetapi, mari kita lihat ini sebagai langkah yang merupakan sisi lain dari sudut kemajuan."

Mahfud berpendapat, Kapolri bersikap tegas dalam menindak para anak buahnya, termasuk pati, yang terbukti melakukan pelanggaran. Dicontohkannya dengan Ferdy Sambo.

"Misalnya, terhadap Sambo. Itu tindakannya tegas. Artinya, Polri itu punya power untuk melakukan itu dan bisa melakukan itu," dalih mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) ini.

"Apabila berpikir lebih negatif, bisa saja pengakuan dari ibu-ibu yang ditangkap karena membawa narkoba, yang menyatakan bahwa ibu-ibu tersebut bekerja sama dengan Teddy Minahasa, ditutup dan Teddy dibiarkan begitu saja," imbuhnya.

Di sisi lain, Mahfud mengklaim, banyak prestasi Polri yang belum banyak mendapatkan perhatian publik. Misalnya, penangkapan bandar judi yang kabur ke luar negeri.

"Tidak mudah mengambil narapidana itu yang sudah lari ke luar negeri kalau tidak punya kesungguhan dan jaringan yang kuat serta memberi pengertian kepada negara lain untuk mengambil itu," ucapnya.

Mahfud pun meminta publik melihat sisi sebaliknya dari rentetan peristiwa yang dialami Polri. "Ini justru satu langkah maju dari Kapolri dan Polri, bahwa dia bisa menindak siapa pun anak buahnya yang bandel."

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid