sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menag: Keragaman, peluang untuk saling memperkuat

"Jika kita tidak mampu mengelola keragaman dengan baik. Ini akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi bangsa kita," katanya.

Achmad Rizki
Achmad Rizki Kamis, 29 Jul 2021 13:59 WIB
Menag: Keragaman, peluang untuk saling memperkuat

Kementerian Agama (Kemenag) sangat concern untuk terus mengembangkan Moderasi Beragama dalam rangka menangkal ekstremisme. Hal ini disampaikan Menteri Agama (Menag), Yaqut Cholil Qoumas saat menjadi Keynote Speaker pada Seminar International Moderate Islam Promoting Tolerance And Harmony In The Digital Era, Kamis (29/7).

Acara ini digelar Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang, Jawa Tengah (Jateng) secara dalam jaringan (daring). Menurut Menag, ekstremisme menjadi musuh nyata keberagaman bangsa. 

"Indonesia merupakan bangsa yang kaya akan suku, budaya, dan ragam bahasa. Dapat dibayangkan bahwa mengelola diversity atau keragaman yang luar bisa tersebut tidaklah mudah. Namun keragaman justru menjadi peluang kita untuk saling memperkuat satu sama lain, menjadikannya sebagai sumber persatuan, atau sering disebut Bhineka Tunggal Ika, Harmony in diversity," ujar Menag dikutip dari laman kemenag.go.id.

"Jika kita tidak mampu mengelola keragaman tersebut dengan baik. Ini akan menjadi ancaman yang membahayakan bagi bangsa kita," lanjutnya.

Menag lalu menyoroti tantangan kemajuan media dan teknologi yang begitu cepat banyak dan telah mengubah hampir semua lini kehidupan. Dalam bidang keagamaan misalnya, saat ini banyak disinyalir sebagian besar orang belajar atau mendapatkan informasi tentang pemahaman agama dan isu-isu lainnya secara instan dari media sosial, tanpa menyaringnya terlebih dahulu.

Fenomena saat ini, dunia maya didominasi oleh konten dengan pemahaman keagamaan yang sempit, terkadang cenderung menebarkan kebencian, baik terhadap sesama pemeluk agamanya, maupun beda agama, bahkan kebencian terhadap negaranya.

Menag berharap, seminar ini dapat melahirkan langkah konkrit terkait strategi menyampaikan informasi seputar moderasi beragama agar bisa tersampaikan dengan baik ke masyarakat.

Sejumlah pembicara bergabung dalam seminar ini, antara lain: Asoc. Prof. Florlan Pohl (Oxford University), Chris Seiple, Ph.D (University of Washington), Prof. Robert Hefner (Boston University), dan Dr. Zainal Abidin Bagir (Universitas Gadjah Mada). Hadir juga, Rektor Universitas Islam Negeri Walisongo Semarang Imam Taufik dan Dekan Fakultas Komunikasi dan Dakwah Ilyas Supena.

Sponsored
Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid