sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menag: Semua diberi hak secara proporsional, tak hanya NU

Menag Yaqut tegaskan, Indonesia bukan negara agama, bukan pula negara sekuler.

Natasya Maulidiawati
Natasya Maulidiawati Selasa, 26 Okt 2021 08:09 WIB
Menag: Semua diberi hak secara proporsional, tak hanya NU

Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas menegaskan, Kementerian Agama (Kemenag) milik semua agama yang didirikan sebagai bentuk kehadiran memfasilitasi kepentingan umat beragama. Menag menyampaikan ini terkait dengan pernyataannya bahwa Kementerian Agama hadiah untuk Nahdlatul Ulama (NU) yang memicu polemik di ruang publik.

Indonesia, jelas Menag Yaqut, bukan negara agama, bukan pula negara sekuler, melainkan negara berdasarkan Pancasila. "Maka kehadiran Kemenag logis, sebagai bentuk fasilitasi negara terhadap umat beragama untuk menjalankan ajaran agamanya,” ujar Menag sapaan Gus Yaqut ini, disitat dari laman Kemenag, Selasa (26/10).

Kemenag, lanjutnya, adalah milik semua agama dan harus memfasilitasi semua agama, dan tidak diperuntukkan hanya untuk satu ormas keagamaan. Buktinya, jelas Gus Yaqut, Kementerian Agama memberikan afirmasi kepada semua agama dan ormas keagamaan.

“Semuanya diberikan hak secara proporsional. Agama tidak hanya Islam, ormas juga tidak hanya NU saja,” ungkapnya.

Lebih lanjut Menag menjelaskan, di Kementeriannya ada 11 satuan kerja setingkat Eselon I dengan berbagai latar belakang agama. Ada Ditjen Bimbingan Masyarakat (Bimas) yang memfasilitasi umat Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha. Selain itu, ada juga Pusat Bimbingan dan Pendidikan Khonghucu.

Untuk Pejabat Eselon I yang beragama Islam, urainya, juga merepresentasikan sejumlah ormas, baik Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, termasuk juga profesional.

"Dirjen Penyelenggaraan Haji dan Umrah, itu kader Muhammadiyah. Ada juga Irjen Kemenag dari kalangan profesional," terangnya. Jadi, lanjut Gus Yaqut, Kemenag memfasilitasi semua agama dan ormas keagamaan.

Sebelumnya, dalam webinar yang digelar RMI-PBNU, Gus Yaqut bercerita tentang adanya staf Kemenag yang menyebut bahwa Kementerian Agama dibentuk sebagai hadiah untuk umat Islam. Menag Yaqut kemudian menolak anggapan itu.

Sponsored

Baginya, Kemenag merupakan hadiah bagi NU. "Saya bantah. Kemenag itu hadiah untuk NU, bukan umat Islam secara umum. Tapi spesifik untuk NU. Saya rasa wajar kalau sekarang NU memanfaatkan banyak peluang di Kemenag karena hadiahnya untuk NU," tegas Menag Yaqut.

Pernyataan Gus Yaqut tersebut direspons sejumlah pihak, tak terkecuali Wakil Ketua DPR RI Sufmi Dasco Ahmad yang secara historis nomenklatur Kementerian Agama (Kemenag) dibuat untuk semua jenis agama yang ada dan diakui negara.

"Nomenklatur Kemenag untuk semua agama. Jadi selesai di situ," kata Dasco kemarin, di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta.

Berita Lainnya
×
tekid