sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Mengapa warga Wadas tolak permintaan maaf Ganjar?

"Yang dibutuhkan warga pencabutan Surat Keputusan Gubernur yang menjadikan Desa Wadas wilayah tambang."

Fatah Hidayat Sidiq
Fatah Hidayat Sidiq Jumat, 11 Feb 2022 06:45 WIB
Mengapa warga Wadas tolak permintaan maaf Ganjar?

Gubernur Jawa Tengah (Jateng), Ganjar Pranowo, akhirnya meminta maaf atas terjadinya kekerasan terhadap warga saat ribuan aparat kepolisian mengepung Desa Wadas, Kecamatan Bender, Kabupaten Purworejo, pada Selasa (8/2).

Namun, permohonan maaf tersebut bertepuk sebelah tangan. Pangkalnya, warga Wadas sudah dibuat tidak nyaman oleh aparat mengingat disiksa sebelumnya.

Apalagi, Ganjar sebelumnya meminta warga tidak takut kehadiran kepolisian di Desa Wadas dengan dalih aparat hanya mengawal pengukuran tanah. Polisi pun diklaimnya takkan ada kekerasan.

Menurut pengamat komunikasi politik Jamiluddin Ritonga, ditolaknya permohonan maaf itu menunjukkan hal yang wajar. Pangkalnya, warga Wadas menolak tempat tinggalnya menjadi lokasi penambangan batu andesit (kuari) untuk pembangunan Bendungan Bener.

"Mereka [warga Wadas hanya] ingin lahan yang dimiliki dapat digunakan untuk memenuhi kehidupan keluarganya," katanya dalam keterangan tertulis.

"Jadi, yang dibutuhkan warga pencabutan Surat Keputusan (SK) Gubernur yang menjadikan Desa Wadas wilayah tambang," imbuh dia. Ganjar menerbitkan SK Gubernur 590/41 Tahun 2018 yang isinya menetapkan Desa Wadas sebagai lokasi penambangan batu andesit bagi material proyek Bendungan Bener.

Alas hukum tersebut diperkuat dengan terbitnya SK Gubernur 590/20 Tahun 2021 tentang Pembaruan Atas Penetapan Lokasi Pengadaan Tanah bagi Pembangunan Bendungan Bener di Purworejo-Wonosobo. Lagi-lagi diteken Ganjar.

Jamiluddin melanjutkan, adanya ribuan aparat penegak hukum (APH) bersenjata lengkap dalam beberapa hari terakhir hanya mengamankan Desa Wadas menjadi daerah tambang.

Sponsored

"Karena itu, tindakan represif yang kemudian ajakan berdialog tidak akan menyelesaikan masalah warga Desa Wadas. Dialog yang akan dilakukan Ganjar tampaknya akan sia-sia," tegasnya.

"Kenapa? Karena Ganjar sudah kehilangan kredibilitas di mata warga setempat. Ganjar sudah tidak mereka percaya lagi." sambungnya.

Akademisi Universitas Esa Unggul ini menerangkan, sumber yang tak dipercaya takkan efektif menyampaikan pesan dalam proses komunikasi. Karenanya, pendekatan komunikasi apa pun yang diterapkan Ganjar diyakini tidak akan dapat mengubah sikap warga Wadas yang menolak penambangan batu andesit.

Oleh karenanya, Ganjar disarankan tidak mengikuti dialog apa pun yang bakal dilakukan dalam menyelesaikan masalah ini. Sebaiknya melibatkan tokoh lain yang dipercaya warga Wadas.

"Tokoh tersebut masih berpeluang mengatasi persoalan apabila masalah utama warga setempat diakomodir. Kalau tidak, tentu sulit untuk menyakinkan warga setempat," tandas Jamiluddin.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid