sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Marak gagal ginjal akut, Menkes izinkan konsumsi obat sirop dengan catatan

"Obat-obat sirop yang gunanya menangani penyakit kritis itu kita perbolehkan, tapi harus dengan resep dokter."

Gempita Surya
Gempita Surya Senin, 24 Okt 2022 17:56 WIB
Marak gagal ginjal akut, Menkes izinkan konsumsi obat sirop dengan catatan

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) meminta apotek tidak menjual obat bebas dan/atau bebas terbatas dalam bentuk cair atau sirop kepada masyarakat untuk sementara waktu. Hal ini dilakukan guna mengantisipasi terjadinya kasus gangguan gagal ginjal akut.

Kendati demikian, ada jenis obat sirop yang diperbolehkan untuk dikonsumsi. Menteri Kesehatan (Menkes), Budi Gunadi Sadikin, mengungkapkan, obat sirop yang diperbolehkan adalah yang dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kritis. 

"Kita sudah bicara dengan Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), Ikatan Apoteker Indonesia (IAI), ada beberapa obat-obatan yang sifatnya sirop tapi dibutuhkan untuk menyembuhkan penyakit-penyakit kritis seperti epilepsi," kata Budi dalam keterangannya, Senin (24/10).

Disampaikan Budi, apabila pasien dengan penyakit-penyakit kritis seperti epilepsi tak mengonsumsi obat untuk penyakitnya, maka akan berdampak terhadap kondisi kesehatan pasien. Namun, konsumsi obat tersebut harus diberikan dengan resep dokter. 

"Kalau dilarang [dikonsumsi], anaknya bisa menderita atau meninggal gara-gara penyakit lain. Sehingga, untuk obat-obat sirop yang gunanya menangani penyakit kritis, itu kita perbolehkan. Tapi, harus dengan resep dokter," ujar Budi.

Lebih lanjut, Budi mengungkapkan, kebijakan menghentikan peredaran obat sirop sementara waktu menunjukkan penurunan tren kasus gagal ginjal akut.

"Sejak kita berhentikan, itu sudah kita amati penurunan yang drastis dari pasien baru masuk ke rumah sakit. Kalau tadinya RSCM penuh, satu bed ICU anak bisa diisi 2 atau 3, sekarang penambahan barunya setelah kita larang itu turun drastis pasien barunya," papar dia.

Selain itu, Budi menuturkan, pemerintah saat ini mengupayakan percepatan pemulihan pasien gagal ginjal akut dengan antidotum atau obat penawar berupa fomepizole dari luar negeri. Kemenkes optimistis obat penawar ini memberikan dampak positif bagi pasien.

Sponsored

"Kita sudah menerima 20 vial dari Singapura. Kita menunggu mungkin dari Australia akan masuk 16 lagi, kita sedang proses untuk beli dari Amerika, dan kita juga sedang dalam proses untuk beli dari Jepang. Ini kesiapan yang kita lakukan untuk menyediakan obat-obatnya," jelas Budi.

Budi menambahkan, obat penawar ini telah diujicobakan kepada 10 pasien. Hasilnya, 7 dari 10 anak menunjukkan perubahan kondisi yang membaik dan menjadi pulih. Sehingga, upaya percepatan mendatangkan obat penawar ini diharapkan memberikan pengobatan dan penanganan kepada seluruh pasien gagal ginjal akut di Indonesia.

Caleg Pilihan
Berita Lainnya
×
tekid