sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menkes janji bantu puskesmas galakkan 3T

Kemenkes dorong puskesmas lakukan tracing Covid-19 berkualitas.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Senin, 01 Feb 2021 13:06 WIB
Menkes janji bantu puskesmas galakkan 3T

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin berjanji akan membantu puskesmas agar dapat menggalakkan 3T (testing, tracing, treatment) dalam upaya penanganan pandemi Covid-19. Sebab, pusat kesehatan masyarakat memiliki peran strategis dalam menjaga kesehatan masyarakat. Juga berperan dalam meringankan beban rumah sakit (RS) dari lonjakan pasien Covid-19.

“Nanti, kami akan mempermudah dan melengkapi seluruh puskesmas agar mereka bisa melakukan testing dengan baik. Itu untuk suspect maupun untuk kontak erat,” ucapnya dalam konferensi pers virtual, Senin (1/2).

Kementerian Kesehatan (Kemenkes), kata dia, bakal mendorong puskesmas agar dapat melakukan tracing berkualitas. Juga membantu puskesmas dalam upaya mengkoordinasi isolasi masyarakat yang terkonfirmasi positif Covid-19.

Budi juga meminta petugas puskesmas dapat melakukan sosialisasi dan mengedukasi masyarakat terkait pentingnya protokol kesehatan (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan).

Puskesmas memiliki peran sangat penting dalam mengubah perilaku masyarakat. Sebagai titik paling ujung dan terdekat dengan masyarakat, puskesmas dapat berkontribusi dalam melandaikan kurva pandemi. Menurut Budi, puskesmas merupakan masa depan sistem kesehatan di Indonesia.

“Kalau semuanya kita lihat dari sisi RS, atau dari sisi kuratif (pengobatan), ongkosnya mahal sekali. Di seluruh dunia, biaya kesehatan di atas pertumbuhan ekonomi, belanja ibu naik lebih tinggi daripada gaji suami. Itu sangat tidak berkesinambungan,” tutur Budi.

Kemenkes, kata dia, akan berfokus bukan mengobati orang sakit, tetapi mencegah orang sehat jatuh sakit dan masuk RS. Kemenkes akan lebih banyak melakukan strategi ke preventif (pencegahan) dan promotif, dibandingkan kuratif.

“Secara alamiah pun kita lebih suka sehat daripada dirawat di RS. Secara ekonomi, akan jauh lebih baik orang sehat dan bekerja, daripada mereka tidak bisa melakukan kegiatan mereka sehari-hari,” ujar Budi.

Sponsored

Sebelumnya, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia dinilai masih belum memberikan hasil memuaskan. Ironisnya, puskesmas sebagai pilar sistem kesehatan terkendala masalah kebijakan sistemik hingga keterbatasan kapasitas sumber daya manusia (SDM). Khususnya dalam penelusuran kontak erat.

Hasil survei kebutuhan puskesmas yang dilakukan Centre for Indonesia’s Strategic Development Initiatives (CISDI), Kawal Covid-19, dan Cek Diri menyebutkan, 47% fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP) hanya melacak maksimal 5 kontak erat per 1 kasus terkonfirmasi.

Kemudian 34% melacak 5-10 kontak erat per 1 kasus, serta masing-masing 7% melacak 11-15 dan 16-20 kontak erat per 1 kasus. Hanya 5% puskesmas yang melakukan pelacakan minimal 20 kontak erat per 1 kasus.

"Ini upaya utama yang harus diperkuat, terutama di tingkat puskesmas," ujar Direktur Kebijakan CISDI, Olivia Herlinda, dalam telekonferensi, Kamis (5/11/2020).

Berita Lainnya
×
tekid