Menkes minta nakes segera suntik vaksin Covid-19 tahap 2

Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin kembali menerima suntikan vaksin Covid-19 buatan Sinovac untuk dosis kedua pagi ini, Rabu (27/1) di Istana Merdeka, Jakarta. Dia mengaku, efek sampingnya hanya ingin makan lebih banyak. 

Karena itu, Budi mengimbau, agar tenaga kesehatan (nakes) segera menyelesaikan suntikan vaksin dosis pertama dan kedua. Ia pun mengingatkan, antibodi baru terbentuk optimal 14 hari pasca suntikan dosis kedua.

"Setelah itu Insyaallah risiko kita tertular bisa lebih kecil," ucapnya dalam konferensi pers virtual, Rabu (27/1).

Dia menyampaikan, duka ihwal kasus terkonfirmasi positif Covid-19 tembus 1 juta per Selasa (26/1), pukul 12.00 WIB. Ini perlu dimaknai sebagai upaya bekerja bersama untuk mengurangi laju penularan virus SARS-CoV-2, sehingga pengorbanan nakes tidak sia-sia. 

"Ini harus menjadi refleksi, bahwa virusnya ada, pandemi ada, ini merupakan hal serius," bebernya.

Dia mengimbau, agar masyarakat tertib menerapkan protokol kesehatan (prokes), yakni memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan (3M).  Disisi lain, Kementerian Kesehatan (Kemenkes), bakal memperkuat pelacakan (tracing), pengetesan (testing), dan perawatan (treatment) atau 3T. 

"Dari sisi Kemenkes, saya akan memastikan proses 3T itu akan mati-matian kami kejar secepat-cepatnya, seluas-luasnya," ujar Budi.

Sementara itu, Ketua Umum Ikatan Dokter Indonesia (IDI), Daeng Muhammad Faqih mengimbau, agar nakes tidak perlu khawatir divaksin Covid-19. Pascasuntikan dosis pertama, dirinya mengaku merasakan pegal-pegal baru reda lima jam setelahnya.  

"Tidak perlu khawatir, karena ini untuk kita yang setiap hari berhadapan dengan pasien (Covid-19). Risikonya tinggi, sehingga kita perlu cepat-cepat divaksin," ucapnya.

Pemerintah memulai program vaksinasi Covid-19 sejak Rabu (13/1). Presiden Joko Widodo (Jokowi) menjadi orang pertama yang disuntik di Istana Kepresidenan, Jakarta, pukul 10.00 WIB. Disusul kemudian, Menkes Budi Gunadi Sadikin, Ketua Umum IDI Daeng Muhammad Faqih, Sekretaris Jenderal Majelis Ulama Indonesia (MUI), Amirsyah Tambunan, Rais Syuriah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Ahmad Ishomuddin, Panglima TNI Marsekal, Hadi Tjahjanto, hingga Kapolri, Jenderal Idham Azis.