sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Menkominfo hubungi para eksekutif medsos halau hoaks

Kominfo temukan sebanyak 2.020 hoaks di berbagai platform digital.

Manda Firmansyah
Manda Firmansyah Minggu, 18 Okt 2020 18:53 WIB
Menkominfo hubungi para eksekutif medsos halau hoaks

Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo) Johnny Gerard Plate mengungkapkan, hingga saat ini terdapat sebanyak 2.020 hoaks di berbagai platform digital.

Dari 2.020 hoaks tersebut, terdapat 1.197 hoaks terkait isu Covid-19. Sebanyak 1.497 di antaranya terbesar di Facebook, dan 20 via Instagram.

Menkominfo menambahkan, sebanyak 1.759 hoaks yang berhasil diblokir. Rincian persebarannya, 1.300 hoaks di Facebook, 15 hoaks di Instagram, 424 hoaks di Twitter, 20 hoaks di Youtube.

Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo), kata dia, telah berupaya menghalau arus hoaks dengan menjalin kerja sama secara langsung dengan petinggi berbagai platform digital.

“Hampir semua pimpinan pemilik atau eksekutif media sosial ini, saya sudah hubungi, yang di Amerika Serikat. Terakhir, saya berbicara dengan Susan, CEO Youtube yang memberikan komitmen yang kuat digrup-nya untuk bersama-sama mengatasi Covid-19 di dalam ruang digital atau masalah hoaks di Indonesia,” ujar Johnny dalam diskusi virtual, Minggu (18/10).

Selain itu, Kominfo juga menjalin kerja sama dengan Kepolisian Republik Indonesia (Polri) untuk terus menindak lanjuti laporan produsen ataupun penyebaran hoaks. Hingga saat ini, Polri telah menetapkan 104 orang tersangka karena memproduksi dan menyebarkan hoaks.

“Sebanyak 17 orang di antaranya telah ditahan di Bareskrim dan Polda-Polda di Indonesia,” ucapnya.

Menurut Johnny, pemerintah Indonesia bukan plin-plan dalam mengambil kebijakan penanganan Covid-19. Indonesia, sambung dia, sama saja dengan berbagai negara lain yang tidak siap dalam menangani Covid-19.

Sponsored

Jadi, jelas Johnny, Indonesia menggunakan berbagai macam cara untuk melawan Covid-19, termasuk mengikuti arahan Badan Kesehatan Dunia (WHO) yang berubah-ubah.

“WHO sendiri responsnya berubah. WHO bilang (di awal-awal) cukup tenaga medis yang memakai masker. Menkes (Terawan Agus Putranto) juga bilang (begitu). Setelah itu, ramai-ramai memakai masker dan protokol kesehatan,” tutur Johnny.

Politikus Partai NasDem ini turut memuji langkah Presiden Joko Widodo (Jokowi) dan membantah bahwa presiden hanya mementingkan ekonomi dan mengorbankan kesehatan publik. 

Bahkan, menganggap langkah Indonesia memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) patut diapresiasi. Pasalnya, WHO belakangan malah tidak merekomendasikan lockdown untuk mengatasi pandemi Covid-19, karena semakin melebarkan jurang kemiskinan.

Berita Lainnya
×
tekid