Menyambut akhir pandemi, vaksinasi booster tidak boleh kendor
Saat ini vaksinasi Covid-19 pada dosis ketiga (booster) baru mencapai 26% dan belum juga mampu secara siginifikan mengalami kenaikan.

Pandemi Covid-19 di Tanah Air saat ini dapat dikatakan dalam kondisi stabil. Memang setelah penurunan di Maret, angka kasus sempat mengalami kenaikan lagi pada Agustus, namun lonjakannya dinilai tidak signifikan. Meski begitu pemerintah masih berharap program vaksinasi dosis ketiga terus didukung.
Saat ini vaksinasi Covid-19 pada dosis ketiga (booster) baru mencapai 26% dan belum juga mampu secara siginifikan mengalami kenaikan.
“Sejak diberlakukan program booster pada awal tahun menuju akhir tahun ini, cakupannya baru sebesar 26% saja. Pengaturan wajib booster yang dikeluarkan tanggal 26 Agustus lalu, juga belum mampu menaikkan cakupan vaksin booster secara signifikan,” ujar Juru Bicara Satuan Tugas (Satgas) Penanganan COVID-19 Wiku Adisasmito.
Hal tersebut diungkapkan Wiku, dalam konferensi pers virtual bertajuk “Perkembangan Penanganan COVID-19 di Indonesia Per 22 September 2022” oleh YouTube BNBP Indonesia yang dipantai secara daring, Kamis (22/9).
Bila dicermati perkembangan pandemi di luar negeri, maka situasi dan penanganannya pun berbeda-beda. Sementara Badan Kesehatan Dunia (WHO) sudah mengeluarkan pernyataan bernada optimistis bahwa pandemi Covid-19 akan mendekati masa akhir.
“Saat ini terdapat pandangan yang berbeda tentang status dari pandemi COVID-19. Perlu ditelaah lebih lanjut berdasarkan data bagaimana kondisi COVID-19 di berbagai negara termasuk Indonesia, untuk mengukur kesiapan menuju akhir pandemi,” kata Wiku.
Ia juga mengatakan bahwa angka kematian akibat Covid-19 harus terus menerus diperhatikan agar dapat dikurangi. Dari data yang ada, angka kematian mencapai 100 kematian dalam satu pekan.
“Angka tersebut terbilang cukup banyak, karena kematian tidak hanya sekadar angka, namun berarti nyawa,” ucapnya.
Terkait penanganan untuk penurunan kasus kematian dan langkah dari akhir pandemi ke endemi, ia mangaka seluruh lapisan masyarakat untuk memberikan dukungan yang diperlukan dalam memasuki akhir pandemi.
“Di sisi lain, kesiapan kita dalam mengakhiri pandemi dan memulai transisi ke endemi, perlu didukung kuat dari kesadaran masyarakat selain kesiapan pemerintah masing-masing daerah,” ujar Wiku.
“Kesimpulannya, kita perlu berhati-hati dalam memaknai akhir pandemi. Kita perlu melihat perspektif yang lebih luas dan lebih dalam dari aspek kesiapan seluruh lapisan masyarakat dan pemerintahnya untuk bersama-sama bertanggung jawab mencegah terjadinya kenaikan kasus di kemudian hari,” katanya.
Berdasarkan data Satgas Covid-19, tercatat sebanyak 2.162 kasus baru Covid-19 per Kamis (22/9). Dengan jumlah tambahan itu, maka total kasus positif Covid-19 mencapai angka 6.417.490.
Dengan jumlah orang yang meninggal bertambah sebanyak 18 orang menjadi 157.966 orang. Sementara itu, jumlah orang yang sembuh dari kasus Covid-19 bertambah 4.051, sehingga diakumulasikan menjadi sebanyak 6.236.021 orang.
Saat ini, kasus positif Covid-19 terbanyak di DKI Jakarta sebanyak 888 kasus. Kemudian ada Jawa Barat dengan sebanyak 379 kasus, dan Jawa Timur dengan 257 kasus.

Derita jelata, tercekik harga pangan yang naik
Senin, 21 Feb 2022 17:25 WIB
Menutup lubang “tikus-tikus” korupsi infrastruktur kepala daerah
Minggu, 13 Feb 2022 15:06 WIB
Segudang persoalan di balik "ugal-ugalan" RUU IKN
Minggu, 23 Jan 2022 17:07 WIB
Urgensi UU PPRT di tengah sengsara pekerja rumah tangga
Sabtu, 28 Jan 2023 15:40 WIB
Curhat periset BRIN: Tak punya alat, rebutan kursi
Jumat, 27 Jan 2023 06:38 WIB