Merapi berpotensi timbulkan letusan eksplosif
Arah lontaran debu baru dapat diprediksi saat kuba lava terbentuk.
Gunung Merapi, yang berada di sebagian wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan Jawa Tengah (Jateng), berpotensi menimbulkan letusan eksplosif. Namun, dipastikan tidak seperti kejadian dasawarsa silam.
"Sementara itu, bukaan kawah saat ini ada di arah tenggara (Kali Gendol, red). Maka, ancaman itu sampai saat ini ada pada bukaan kawah tersebut," kata Kepala Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG), Hanik Humaida.
"Terkait deformasi atau penggembungan, pembukaan magma ada di sisi barat laut. Jadi, juga ada kemungkinan magma akan mengarah ke sana," sambung dia, mencuplik situs web Pemerintah DIY.
Menyangkut prediksi arah, dirinya menjelaskan, dapat dipastikan apabila kubah lava sudah terbentuk. Sedangkan potensi bahaya yang ada sekarang dilihat berdasarkan kecepatan dan volume kubah lava yang akan muncul.
Merespons itu, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, menilai, masih ada waktu untuk terus mengamati sebelum kubah lava muncul.
"Kalau misalnya lava tidak mengalir, tapi ada kecenderungan meletus, misalnya 1.000-1.500 meter, saya ingin kepastian karena saya awam soal itu," ujarnya.
Menurut Ngarsa Dalem, tujuan luncuran debu letusan mengikuti arah angin. Tidak melulu ke tenggara. "Ke barat pun juga bisa."
Meski demikian, Sultan mengingatkan, hal itu tidak berlaku untuk arah lemparan kerikil atau batu karena tidak mungkin mengikuti angin. "Mesti akan turun di sekitar Merapi," yakinnya.
Karenanya, diharapkan segala kemungkinan tersebut dapat diantisipasi dengan baik. "Masyarakat juga dipersiapkan sewaktu-waktu untuk turun, mengosongkan. Itu jadi sesuatu yang penting," tutupnya.