sun
moon
a l i n e a dot id
fakta data kata
logo alinea.id

Merayakan Natal di tengah pandemi Covid-19

Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo mengatakan, tetap ada ibadah misa Natal di gereja.

Fandy Hutari
Fandy Hutari Senin, 21 Des 2020 16:55 WIB
Merayakan Natal di tengah pandemi Covid-19

Hari raya Natal sudah di depan mata. Namun, karena pandemi Covid-19, perayaan Natal tahun ini berbeda. Dalam ibadah di gereja, dikhawatirkan timbul klaster penularan virus.

Sekretaris Jenderal Keuskupan Agung Jakarta, Romo Vincentius Adi Prasojo mengatakan, tetap ada ibadah misa Natal di gereja. Akan tetapi, di tengah pandemi Covid-19 akan disesuaikan. Salah satunya, penyesuaian dalam tata cara peribadatan.

"Yang tadinya dua jam, saat ini maksimal satu jam," kata Vincentius dalam diskusi daring bertajuk "Ibadah Natal di Masa Pandemi" melalui kanal YouTube BNPB Indonesia, Senin (21/12).

Lalu, jika Kementerian Agama (Kemenag) menetapkan kapasitas di rumah ibadah 50%, Vincentius menjelaskan, pihaknya akan menerapkan jumlah yang lebih kecil dari itu.

"Kapasitasnya 20% dari jumlah yang hadir (beribadah di gereja)," kata dia.

Di samping itu, Vincentius mengatakan, jemaah yang akan hadir ke gereja harus mendaftar terlebih dahulu secara online. Jemaah juga diwajibkan mengenakan masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. Vincentius menambahkan, selain ibadah secara offline, pihaknya juga mempersilakan ibadah secara online.

Dalam diskusi yang sama, Sekretaris Umum Persekutuan Gereja-gereja di Indonesia (PGI) Jacklevyn Frits Manuputty mengimbau gereja-gereja sedapat mungkin tetap menyelenggarakan ibadah secara virtual. Bila memungkinkan ibadah secara tatap muka, ia mengatakan, harus dalam koordinasi Satgas Penanganan Covid-19 di lingkungan masing-masing dan menyiapkan protokol kesehatan yang ketat.

"Kami sudah menyusun aturan persiapan sebelum ibadah, penyelenggaraan saat ibadah, dan setelah ibadah," kata Jacklevyn.

Sponsored

Di sisi lain, Natal dan tahun baru identik pula dengan kumpul-kumpul keluarga. Menyikapi hal itu, Direktur Medik Rumah Sakit PGI Cikini, Inolyn Panjaitan mengingatkan, sangat diminimalisir kumpul keluarga. Sebab, belakangan klaster keluarga sangat berisiko terjadi.

"Kalau kumpul tetap jaga jarak, pakai masker, dan cuci tangan," kata dia dalam diskusi yang sama. 

Sementara itu, nyaris satu tahun pandemi Covid-19 berlangsung, Jacklevyn mengingatkan pentingnya mengambil pelajaran. Ia menambahkan, perlu ditingkatkan sikap solidaritas untuk saling menjaga.

"Sikap yang harus diambil adalah penguatan secara spiritual bahwa kita terbatas," katanya. 

"Sikap teologis, spiritual, dan mental harus diterjemahkan di dalam tindakan etis dalam relasi dengan yang lain."

Berita Lainnya
×
tekid